Selasa 27 Jul 2021 22:09 WIB

Potret Pilu Pandemi: Bilal Wafat di Atas Becaknya Sendiri

Bilal ditemukan meninggal di samping pintu masuk Bangsal Magangan Kraton Yogyakarta.

Beberapa becak terparkir di sisi Jalan Abubakar Ali, Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto:

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, untuk biaya bedah bumi ini urusannya ada di masing-masing wilayah dan dinas sosial.

"Saya (BPBD) di pemakamannya, kita evakuasi dari rumah sakit sampai ke pemakaman setelah pemulasaraan di rumah sakit," kata Nur kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (27/7).

Nur menjelaskan, pada hari meninggalnya tukang becak tersebut, sudah ada informasi masuk ke BPBD Kota Yogyakarta. Namun, lahan pemakaman saat itu belum didapatkan oleh wilayah setempat maupun keluarga.

Sehingga, pihaknya pun menunggu informasi untuk mengevakuasi jenazah dari rumah sakit ke tempat pemakaman. Dikarenakan lahan pemakaman belum didapat, akhirnya pihaknya tidak dapat melakukan proses pemakaman dan menjadikan jenazah terlantar tiga hari di rumah sakit.

"Saya mau menguburkan dimana, itu bedah bumi (mencarikan lahan pemakaman) urusan masyarakat, urusan keluarga," ujarnya.

Nur menyebut, lahan khusus untuk pemakaman Covid-19 tidak ada di Kota Yogyakarta. Namun, pemakaman jenazah Covid-19 dapat dilakukan di seluruh pemakaman yang ada di tiap wilayah.

Sehingga, pencarian lahan pemakaman ini seharusnya dilakukan oleh warga setempat atau keluarga. Saat meninggal, tukang becak tersebut tidak tinggal bersama keluarganya.

Pihak kelurahan pun sempat mencari keluarganya hingga ke Kabupaten Bantul. Saat sudah ditemukan, ternyata keluarga tidak mampu membayar biaya bedah bumi.

"Lingkungan juga harus tanggap, biasanya kalau ada yang meninggal, pihak kampung bisa menanggung biaya dengan menggunakan kas RT/RW. Rumah sakit menunggu, kita juga belum dapat informasi apa-apa di mana mau dimakamkan," tambahnya.

Nur mengapresiasi inisiatif Lurah Patehan menggunakan uang pribadinya agar pemakaman tukang becak tersebut dapat dilakukan secepatnya.

"Kita tidak menyalahkan satu sama lain dan alhamdulillah sudah ditangani dan sudah diambil Pak Lurah dan sudah dimakamkan. Intinya saling membantu satu sama lain, permasalahan warga tidak bisa diselesaikan sendiri, harus saling memahami satu sama lain, apalagi dalam keadaan darurat," jelas Nur.

In Picture: Kelangkaan Oksigen Medis Masih Terjadi di Yogyakarta

photo
Warga mengantre isi ulang tabung oksigen di Ninda Oksigen, Yogyakarta, Senin (26/7). Di Yogyakarta kelangkaan oksigen masih terjadi hingga kini. Warga harus mengantre sejak malam untuk mendapatkan jatah isi ulang oksigen. Bahkan beberapa konsumen berasal dari luar Yogyakarta. - (Wihdan Hidayat / Republika)

 

Untuk mengantisipasi terjadinya kejadian yang serupa, Nur meminta agar penanganan jenazah Covid-19 dapat dilakukan sesuai prosedur. Diharapkan, tidak ada lagi jenazah yang terlantar.

"Dari sekitar seribu pemakaman jenazah Covid-19 yang sudah kita layani, baru satu itu yang bermasalah," katanya.

Berdasarkan data dari BPBD Kota Yogyakarta, peningkatan kematian Covid-19 pada Juli ini sangat signifikan. Setidaknya, sudah ada penambahan sekitar 400 kematian pasien Covid-19 selama PPKM darurat dan PPKM level 4.

Dari jumlah tersebut, sekitar 180 kematian Covid-19 merupakan pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Per harinya, rata-rata pelayanan pemakaman yang dilakukan BPBD Kota Yogyakarta mencapai 20-30 jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19, baik itu yang meninggal saat isoman maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Dari Agustus (2020) sampai 2 Juli (2021) kami sudah melayani pemakaman sekitar 500-an. Dari tanggal 3 Juli sampai 22 Juli sudah 902, artinya meningkat sekitar 400. Jadi, selama PPKM saja, peningkatan kematian hampir mencapai jumlah kematian selama hampir satu tahun," kata Nur.

Sementara itu, Komandan TRC BPBD DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro mengatakan, sudah tercatat lebih dari 400 pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman di rumah hingga 25 Juli 2021.

"Dibandingkan Juni, kenaikannya jauh sekali. Juni kemarin (kematian saat isoman) kira-kira hanya setengahnya, kematian di Juli meningkatnya drastis," kata Pris.

Tidak hanya kematian saat isoman, kematian pasien Covid-19 yang tengah mendapatkan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pun juga terus menunjukkan penambahan yang signifikan di DIY. Pri menyebut, per harinya rata-rata pemakaman dengan protokol Covid-19 mencapai 105 jenazah.

"Rata-rata 105 ini termasuk yang meninggal saat isoman maupun meninggal di rumah sakit. Fluktuatif, pernah semalam ada 130 jenazah atau 134, tapi kalau rata-rata 102 atau 105 jenazah per hari," ujarnya.

 

photo
Ilustrasi PPKM Level 4 - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement