Kamis 22 Jul 2021 17:13 WIB

Pengamat: Beli Pesawat Tempur Jangan Lupa Perawatan

Pengamat mengatakan pentingnya aspek pemeliharaan dan perawatan alutsista.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi
Foto: Dok Pribadi
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengingatkan soal pentingnya aspek pemeliharaan dan perawatan dalam pembelian pesawat jet latih baru dari Korea Selatan, yakni T-50i. Untuk itu, kata dia, ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan pengelolaan dalam hal itu penting untuk dipastikan dengan baik.

"Selain soal pembeliannya, aspek pemeliharaan, perawatan, kemampuan sarana-prasarana dan SDM pengelolanya tentu menjadi hal yang harus dijaga dan ditingkatkan. Penting untuk memastikan ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan pengelola dalam hal itu," kata Fahmi kepada Republika.co.id, Kamis (22/7).

Baca Juga

Sebab, kata dia, potensi kefatalan yang mengakibatkan kerugian dan korban jiwa akan selalu membayangi jika ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan dan pembinaan kemampuan terabaikan. Itu dapat terjadi secanggih apapun, sebaru apapun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang digunakan.

Fahmi menilai, pembelian enam pesawat jet latih T-50i dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk TNI Angkatan Udara (AU) layak untuk dilakukan. Itu karena mengingat TNI AU telah memiliki pengalaman mengoperasikan pesawat tersebut dan militer Indonesia memang memerlukan akselerasi untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimum (MEF) hingga 2024.

"Pengalaman pengoperasian ini menjadi penting karena dengan demikian kita tidak mulai dari nol baik soal penyiapan SDM, sarana-prasarana pendukung, maupun kemampuan pemeliharaan sehingga akan ada efisiensi dari sisi waktu maupun biaya," jelasnya.

Selain itu, pembelian pesawat buatan Korea Aerospace Industries (KAI) tersebut juga ia nilai dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam proses renegosiasi kerja sama pembangunan pesawat tempur generasi 4.5 KF-X/IF-X dengan Korea Selatan. Sebagaimana diketahui, prototype pesawat tersebut sudah diluncurkan pada April lalu.

"Yang pada bulan April lalu telah diluncurkan prototype-nya dan menjadi salah satu agenda  penting kunjungan Menhan Prabowo ke Korea Selatan," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) mengungkapkan, proses pengadaan enam unit pesawat jet latih T-50i merupakan kelanjutan kerja sama dengan perusahaan KAI. Kemhan memastikan, proses pengadaan tersebut telah melalui prosedur dan aturan yang berlaku.

"Ini merupakan kontrak pengadaan yang kedua dan kelanjutan kerjasama dengan perusahaan Korea Selatan tersebut," ungkap Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan, Marsma TNI Penny Radjendra kepada Republika.co.id, Rabu (21/7).

Penny menerangkan, Kemhan RI telah melakukan kerja sama dengan KAI sudah cukup lama, yaitu sejak 2014. Kala itu, tepatnya pada awal tahun 2014, Kemhan RI pertama kali menerima 16 unit pesawat latih tempur  lead-in fighter training (LIFT) jenis T-50i Golden Eagle itu dari KAI Korea Selatan selaku produsen pesawat tersebut.

"Untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan TNI AU, pada tahun 2021, Kementerian Pertahanan melanjutkan kerjasama tersebut dengan rencana penambahan enam unit Pesawat Tempur T-50i dengan KAI," jelas Penny.

Proses pengadaan enam unit T-50i kali ini dia pastikan telah melalui prosedur dan aturan yang berlaku dengan melibatkan kementerian lembaga terkait. Pengadaan juga dilakukan dengan mengedepankan aspek efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas sehingga objektivitas dalam setiap tahapan proses kontrak dapat dipertanggungjawabkan.

"Pengadaan enam unit pesawat T-150i dari KAI Korea Selatan ini juga dilaksanakan dengan tetap memperhatikan optimalisasi pemanfaatan komponen industri dalam negeri untuk mendukung penguatan industri strategis dalam negeri," ujarnya.

Pengadaan Pesawat T-50i, ujar Penny, merupakan upaya Kemhan RI untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat strategis bagi TNI AU. Kebutuhan strategis yang dimaksud ialah dalam rangka menyiapkan penerbang-penerbang tempur yang andal dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement