Rabu 21 Jul 2021 16:39 WIB

Jusuf Hamka: Biaya Kremasi Jenazah Covid Rp 7 Juta Saja

Warga tidak mampu bisa dikremasi secara cuma-cuma.

Muhammad Jusuf Hamka.
Foto: Republika/Fergi Nadira
Muhammad Jusuf Hamka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biaya kremasi jenazah Covid-19 yang di luar kewajaran menarik perhatian pengusaha Muslim Jusuf Hamka. Ia yang juga pembina Yayasan Daya Besar Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, mengatakan akan memberikan jasa krematorium dengan harga wajar.

Jusuf Hamka, mengatakan biaya kremasi jenazah Covid-19 di tempat yang dikelola yayasan tersebut sebesar Rp 7 juta. Namun bila tidak mampu, warga bisa memperoleh pelayanan kremasi gratis dengan syarat memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Provinsi DKI Jakarta dan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau membawa surat dari Kelenteng Kim Tek Ie/Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan.

Baca Juga

"Jadi kalau tidak mampu, punya KTP DKI dan surat keterangan kelurahan bisa dibantu atau surat dari Kelenteng Kim Tek Ie/Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan. Nanti di sana cukup membawa surat keterangan (kematian) dari dokter," kata Jusuf, saat dihubungi, Rabu (21/7).

Pria yang akrab disapa Babah Alun itu menambahkan, biaya Rp 7 juta adalah paket kremasi saat ada Covid-19. Sebelum pandemi, sebenarnya tarifnya bisa lebih murah. Sebab, kata dia, pekerja Krematorium Cilincing tidak perlu melakukan pengurusan jenazah pada malam hari. Tapi hanya saat siang hari saja.

"Karena ada Covid-19, pekerja kami mengerjakannya malam, dipisah antara jenazah Covid-19 dan jenazah non Covid-19, jadi dobel kerjanya (pagi dan malam)," kata Jusuf.

Khusus pengurusan jenazah Covid-19, Krematorium Cilincing menyediakan alat pelindung diri (APD) khusus untuk meminimalkan potensi penularan Covid-19. Fungsi krematorium secara umum adalah fasilitas bagi para keluarga duka yang hendak melaksanakan ritual pembakaran jenazah.

Jusuf mengatakan hingga saat ini belum ada kendala dalam proses kremasi karena area Krematorium Cilincing yang memiliki luas kurang lebih lima hektare itu bisa melakukan pembakaran hingga sepuluh jenazah. "Jadi tidak benar kalau ada antrean jenazah Covid-19. Memang ada peningkatan pengerjaan jenazah, tapi sudah kami atasi dengan cara membagi pengerjaan pagi untuk jenazah non Covid-19 dan malam untuk jenazah Covid-19," kata Jusuf.

Ia pun membantah apabila ada pihak-pihak yang mengajukan proposal bantuan dana atas nama Krematorium Cilincing karena setiap pendanaan merupakan sumbangan dari keluarga besar mendiang Dr Aggi Tje Tje SH, pemilik Krematorium Cilincing. "Itu nama kakak saya yang memang beliau pejuang sosial dari dulu, kami tidak pernah mengajukan proposal bantuan dana, jadi kalau ada tolong jangan dipercaya," kata Jusuf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement