REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekolah-sekolah di Kabupaten Garut mulai melakukan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) kepada para peserta didik baru sejak Senin (19/7). MPLS kali ini terpaksa harus dilakukan secara virtual lantaran kasus Covid-19 di Kabupaten Garut masih cukup tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong mengatakan, kegiatan MPLS dilakukan oleh sekolah agar para siswa baru dapat mengenal lingkungan sekolah mereka, termasuk guru-gurunya. Meski dilakukan secara virtual, ia mengklaim, kegiatan MPLS tetap berlangsung meriah.
"Alhamdulillah tetap meriah. Sekolah-sekolah berkreasi membuat video untuk memperkenalkan lingkungannya kepada siswa baru," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (20/7).
Totong mengatakan, MPLS tahun ini diikuti sekitar 155.710 peserta didik baru dari semua jenjang. Sebanyak 75.495 peserta didik baru berasal dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), 45.624 peserta didik baru untuk jenjang sekolah dasar (SD), dan 34.591 peserta didik baru untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP).
Dia juga meminta masyarakat untuk bersabar atas penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) karena situasi pandemi Covid-19 yang belum terkendali. Meski demikian, berbagai skenario pembelajaran telah disiapkan oleh satuan pendidikan, salah satunya yakni dengan PJJ BDR (Pembelajaran Jarak Jauh dan Belajar dari rumah).
Totong mengaku, belum dapat memastikan tekait waktu PTM. Selama PTM belum diizinkan, sekolah diminta melaksakan PJJ. Namun, pihaknya mengizinkan guru melakukan luring apabila terdapat kendala jaringan internet.
"Kalau mengacu pada aturan kementerian untuk PTM itu harus ada izin satgas, kemudian kesiapan sekolah terkait prokes, dan izin orang tua. Karena ada PPKM Darurat, sekarang masih belum boleh PTM," kata dia.
Kendati saat ini PTM belum diperbolehkan, Totong meminta, sekolah terus mempersiapkan sarana dan prasarananya, khususnya terkait penerapan protokol kesehatan (prokes). Ia juga meminta para siswa dna guru, termasuk orang tua, agar tetap optimistis untuk persiapan PTM jika situasi dan kondisi Covid-19 sudah terkendali.
"Kita harus bersabar, karena kasus masih tinggi meski ada tren menurun. Meski belajar secara daring, kita harus tetap semamgat," kata dia.
Totong menambahkan, saat ini, para siswa juga mulai terbiasa dengan metode PJJ, baik secara daring atau luring. Meski ia mengakui, masih ada kendala di berbagai hal, seperti keterbatasan orang tua untuk mengawasi anaknya belajar. Namun, dia berencana, akan mengadakan webinar untuk orang tua siswa terkait metode pengawasan anak belajar dari rumah.
"Karena dalam PJJ itu, bukan hanya guru yabg berperan, tapi orang tua juga harus bisa juga membantu anaknya belajar dari rumah," kata dia.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pelaksanaan MPLS tahun ini dilaksanakan secara serentak dan dilakukan secara virtual. "Tentu kenapa kita virtual karena pandemi makin hari makin mengganas, tentu kita sepakat menyelesaikan masalah ini dengan melaksanakan protokol kesehatan," kata dia.
Rudy menerangkan, meski anak-anak bisa belajar dari rumah, kualitas belajarnya tetap diawasi. Pengawasan itu dilakukan sesuai dengan metode yang sudah diatur oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Melalui MPLS ini, lanjut Rudy, para siswa bisa mengenal para guru, mengenal ruang sekolah, dan lain sebagainya. Ia juga menginstruksikan kepala sekolah untuk membuat video tentang keberadaan sekolahnya.
"Saya minta kepada para kepala sekolah untuk membuat video tentang keberadaan sekolahnya, memperkenalkan guru, memperkenalkan ruang kelas, memperkenalkan perpusatakaan, dan memperkenalkan juga hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler," kata dia.
Dia berharap, di masa pandemi ini para siswa bisa tetap semangat untuk belajar. Ia juga meminta semua pihak tetap melaksanakan protokol kesehatan agar terhindar dari pandemi Covid-19.