REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka capaian testing Covid-19 terus merosot dalam beberapa hari ini. Hal ini sejalan dengan turunnya tren kasus positif Covid-19 harian, yang diklaim pemerintah sebagai salah satu capaian dari pelaksanaan PPKM Darurat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, ada beberapa kemungkinan yang melatari turunnya jumlah spesimen yang diperiksa. Pertama, ujarnya, kapasitas testing yang memang menurun di setiap akhir pekan sebagai akibat dari liburnya beberapa laboratorium.
Kedua, adanya penundaan pengiriman data dari laboratorium ke sistem data pemerintah. "Ada delay input yang berasal dari lab ke dalam sistem data," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (20/7).
Kendati begitu, Wiku menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk meingkatkan kapasitas testing dan tracing. Caranya, imbuh Wiku, dengan memperbaiki koordinasi bersama pemda dalam menjalankan 3T.
"Juga memfasilitasi pemda untuk mencapai targetnya masing-masing. Sesuai yang telah ditetapkan dalam instruksi Mendagri," kata Wiku.
Seperti diketahui, tren penambahan kasus Covid-19 harian menunjukkan penurunan. Setelah mencatatkan rekor tertingginya, 56.757 kasus positif pada 15 Juli 2021, kini angkanya mulai turun. Sudah tiga hari terakhir, angka kasus harian di bawah 50.000 per hari. Bahkan pada Selasa (20/7) ini dilaporkan 'hanya' 38.325 kasus baru.
Akan tetapi yang perlu jadi perhatian, penurunan tren kasus ini dibarengi dengan kapasitas testing yang ikut jeblok. Dalam tiga hari terakhir, jumlah spesimen yang diperiksa setiap harinya tak pernah tembus 200.000 spesimen per hari. Jumlah orang yang dites juga tak pernah melebihi 150.000 orang per hari. Bahkan pada Selasa (20/7) ini tercatat hanya 114.674 orang yang dites.
Angka-angka tersebut jauh di bawah kapasitas testing sepanjang pekan lalu bisa tembus 250.000 spesimen per hari atau lebih dari 175.000 orang dites setiap harinya.