REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat Jakarta untuk secepatnya mendapatkan vaksinasi demi mengakhiri pandemi Covid-19. Anies mengatakan, saat ini masih banyak warga Jakarta yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
"Kami mendorong kepada seluruh masyarakat, ayo kita aktif ke tempat vaksin, ajak keluarga, ajak tetangga, ajak kolega," kata Anies di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (19/7).
DKI Jakarta sendiri menargetkan 6,5 juta warga divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
Berbicara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengakui, capaian target vaksinasi Covid-19 untuk lanjut usia (lansia) di Jakarta mentok pada angka 68-70 persen. Hal ini karena beberapa kendala pemberian vaksin yang terjadi di lapangan.
"Kami mentok di capaian sekitar 68-70 persen, itu sudah mentok," ujar Widyastuti dalam acara hasil rilis survei LSI secara daring, Ahad (18/7).
Dia memaparkan, pada awalnya program vaksinasi Covid-19 untuk lansia mengalami progres yang cepat sampai 40 persen dari sekitar 900 ribu sasaran target di Ibu Kota. Namun, setelah target mencapai 40 persen, progres pemberian vaksin untuk lansia cenderung melambat.
Kemudian, Dinkes DKI melakukan survei kecil-kecilan dan ditemukan masalah yaitu akses lansia terhadap tempat layanan vaksin. Selain itu, info yang sampai ke lansia tidak cepat di tengah lansia di DKI yang cukup heterogen, mulai dari tingkat ekonomi, pendidikan, agama, dan suku.
Lalu, ada faktor komorbid pada lansia yang menjadi kendala program vaksinasi Covid-19. Sehingga, kata Widyastuti, timbul kehatian-kehatian anggota keluarga dalam memutuskan pemberian vaksin kepada lansianya terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Di sisi lain, hasil survei pusat kesehatan di DKI menunjukkan, para lansia menyatakan tidak perlu divaksin karena tidak ke mana-mana atau lebih banyak di rumah saja. Menurut Widyastuti, pemahaman tersebut perlu diluruskan karena meskipun lansia tidak ke luar rumah tetapi ada anggota keluarga lain yang masih beraktivitas di luar dan berisiko membawa virus ke rumah.
"Pada saat kita membuat komunikasi risiko kepada para lansia pendekatannya harus kita sesuaikan dengan kearifan lokal setempat," kata Widyastuti.