Senin 19 Jul 2021 23:01 WIB

KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama PTDI

RUPS secara daring PTDI dipimpin oleh Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo.
Foto: Dispenau
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo, ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Keputusan itu diambil usai dilaksanakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Perseroan (Persero) PTDI.

"Sebagai Komisaris Utama, saya bertekad memberikan kinerja terbaik, memberikan kekuatan dan semangat baru bagi jajaran Dewan Komisaris dan Direksi, untuk mewujudkan kinerja perusahaan yang optimal,” ujar Fadjar, Senin (19/7).

Baca Juga

RUPS secara daring tersebut dipimpin Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, dan diikuti jajaran direksi dan dewan komisaris perusahaan. Selain menetapkan Fadjar sebagai Komisaris Utama PTDI, RUPS juga menetapkan Marsekal Muda TNI (Purn) Bonar Halomoan Hutagaol sebagai Wakil Komisaris Utama PTDI.

Pengangkatan Komisaris Utama PTDI itu dilakukan berdasarkan keputusan Menteri BUMN melalui Surat Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS Perusahaan Perseroan (Persero) PTDI Nomor: SK-242/MBU/07/2021 tentang Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PTDI.

KSAU menyampaikan, meskipun beban PTDI semakin berat pada masa pandemi, dia tetap optimis direktur utama beserta jajarannya akan selalu mencurahkan tenaga, pikiran, serta gagasan dan kinerja terbaik dalam memajukan PTDI. Itu perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi dan mendorong kemajuan PTDI.

“Peran dan kinerja jajaran Direksi saya harapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di periode yang sulit ini, guna menjaga eksistensi dan mendorong kemajuan PTDI,” kata Fadjar.

 

PTDI merupakan salah satu industri kedirgantaraan di Asia dengan core competence desain, pengembangan, pengujian, manufaktur struktur, produksi pesawat dan jasa pemeliharaan/services pesawat terbang, baik untuk pesawat sipil maupun militer.

Sejak berdiri pada Agustus 1976, PTDI di bawah naungan Kementerian BUMN RI telah mengembangkan kemampuan sebagai industri dirgantara. PTDI memiliki pencapaian pengiriman pesawat terbang sebanyak lebih dari 455 unit untuk banyak pelanggan di berbagai negara.

Adapun, produk unggulan PTDI adalah pesawat NC212i, CN235 dan N219. PTDI juga memiliki proyek kerja sama dengan Airbus Defence & Space untuk pesawat CN295. Selain itu, PTDI juga memiliki project kerja sama lainnya dengan Airbus Helicopters untuk berbagai jenis helikopter dan Bell Helicopters dalam memproduksi tail boom, door assembly, door post, pylon, dan ducts untuk helikopter Bell 412 dan Huey II.

Di samping itu, PTDI dan Bell Helicopters juga memiliki kerja sama dalam melakukan joint sales and marketing untuk Bell 412EPI, customization dan pemeliharaannya. Kemudian, PTDI bekerja sama dengan LAPAN telah berhasil membangun pesawat N219 dan sudah resmi memperoleh Type Certificate pada tanggal 22 Desember 2021 dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasioan Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI.

Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Pesawat N219 memiliki kemampuan lepas landas di landasan pendek yang tidak dipersiapkan sehingga akan menjadi pendukung konektivitas antarpulau terutama di wilayah perintis.

photo
Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement