REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang tengah menyiapkan pondok-pondok singgah di tiap kecamatan di Kabupaten Tangerang, Banten. Upaya itu dilakukan untuk menampung pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah, sekaligus sebagai upaya untuk menekan angka kematian pasien Covid yang isoman di kediaman.
"Rencana 29 pondok singgah di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Kita pengennya orang yang isolasi di rumah bisa kemudian isolasi di pondok singgah," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi.
Menurut penuturannya, hingga saat ini sudah ada beberapa rumah singgah atau pondok singgah yang beroperasi di Kabupaten Tangerang. Namun, diketahui yang sudah diresmikan dan terkoordinir baru di Kecamatan Legok.
"Kita harapkan kecamatan lainnya mengikuti Kecamatan Legok. Yang terkoordinir memang pondok singgah di Kecamatan Legok. Jadi ini rencana kita akan dirikan di tiap tingkat kecamatan," jelasnya.
Hendra mengatakan, tiap pondok singgah memiliki kapasitas yang beragam. Secara keseluruhan, dia menyebut kapasitas dari pondok singgah yang tengah disiapkan bisa mencapai hingga 700 tempat tidur. Dia berharap fasilitas itu bisa menampung pasien yang menjalani isoman di rumah untuk meminimalisasi mengalami kondisi yang memburuk.
"Kita targetnya 700 an yang bisa ditampung. Jadi kan orang yang isolasi di rumah bisa tertampung selain di Hotel Yasmin (sentra lokasi isolasi di Kabupaten Tangerang)," terangnya.
Dikutip dari Covid19.tangerangkab.go.id, Jumat (16/7), jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang yang isolasi mencapai hingga 1.679 orang. Dari data tersebut, pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah diketahui mendominasi.
Hendra menyebut bisa jadi angkanya di lapangan lebih banyak daripada data di dalam website. Terkait dengan kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, dia mengakui cukup banyak. Namun dia belum memiliki datanya secara kuantitatif.
Dia menambahkan, faktor meninggalnya pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah terjadi lantaran mengalami kondisi yang memburuk dan tidak mendapatkan perawatan ke fasilitas kesehatan.
"Yang di rumah enggak cuma OTG, tapi juga bergejala, itu makanya bikin meninggal karena RS penuh. Iya (meninggal karena mengalami pemburukan)," terangnya.