Kamis 15 Jul 2021 21:30 WIB

Beras dan Rokok Sumbang Kemiskinan di Lampung

BPS Lampung menyebut beras dan rokok sumbang garis kemiskinan di kota dan desa

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang menata karung-karung berisi beras. Komoditas beras dan rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK) di Provinsi Lampung pada Maret 2021. Kedua komoditas tersebut sumbangan GK hampir sama baik di pedesaan maupun perkotaan.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Pedagang menata karung-karung berisi beras. Komoditas beras dan rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK) di Provinsi Lampung pada Maret 2021. Kedua komoditas tersebut sumbangan GK hampir sama baik di pedesaan maupun perkotaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Komoditas beras dan rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK) di Provinsi Lampung pada Maret 2021. Kedua komoditas tersebut sumbangan GK hampir sama baik di pedesaan maupun perkotaan.

“Pada Maret 2021, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan maupun di pedesaan pada umumnya hampir sama,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Faizal Anwar dalam keterangan pers virtualnya di Bandar Lampung, Kamis (15/7).

Ia menyebutkan, beras memberi sumbangan sebesar 19,88 persen di perkotaan dan 24,03 persen di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK sebesar 13,84 persen di perkotaan dan 10,65 persen di pedesaan. 

Komoditas seperti telur ayam ras memberikan sumbangan GK di Lampung sebesar 4,24 persen di perkotaan dan 4,03 persen di pedesaan, cabe rawit sebesar 2,87 persen di perkotaan dan 3,58 persen di pedesaan. Selanjutnya, gula pasir 2,22 persen di perkotaan dan 2,75 persen di pedesaan, tempe 2,53 persen di perkotaan dan 2,21 persen di pedesaan.

Sedangkan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan pedesaan yakni perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.

BPS merilis, jumlah penduduk miskin di Lampung masih tersisa 1,08 juta orang pada Maret 2021. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 7,21 ribu orang dibandingkan September 2020. Jika dibandingkan Maret 2020 jumlah penduduk miskin meningkat 34,61 ribu orang.

Berdasarkan tempat tinggal, pada September 2020 - Maret 2021, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebesar 4,68 ribu orang, dan di daerah pedesaan juga mengalami penurunan sebesar 2,53 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 9,59 persen menjadi 9,29 persen, di pedesaan juga turun dari 14,22 persen menjadi 14,18 persen.

Faizla mengatakan, secara umum, periode Maret 2015 - Maret 2021 tingkat kemiskinan di Lampung terjadi penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase. Ada peningkatan taraf kesejahteraan di masyarakat.  Namun dalam rentang waktu tersebut juga tercatat terjadi beberapa kali kenaikan angka kemiskinan dibanding periode sebelumnya, seperti yang terjadi pada Maret 2016, Maret 2018, Maret 2020, dan September 2020.

“Kenaikan angka kemiskinan Lampung pada bulan September 2020 terjadi bersamaan dengan melemahnya perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19,” kata Faizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement