Kamis 15 Jul 2021 00:12 WIB

Legislator Papua: Pernyataan Mensos Risma Spontan

Legislator Papua menilai pernyataan Mensos Risma spontan tak perlu diperdebatkan

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Bayu Hermawan
Yan Permenas Mandenas.
Foto: Dok DPR
Yan Permenas Mandenas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi I DPR, Yan Permenas Mandenas menanggapi terkait Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang mengancam akan memindahkan ASN yang tidak becus bekerja ke Papua. Menurutnya, hal itu spontanitas dan wajar, sehingga tidak perlu dibesarkan dan dijadikan polemik.

"Saya pikir pernyataan Bu Risma itu spontan dan wajar. Beliau memberikan ilustrasi kepada ASN kalau di Papua itu letak geografisnya sulit dan kehidupannya mahal. Jadi, ini sebagai pelajaran ASN agar bekerja lebih baik lagi," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/7).

Baca Juga

Kemudian, Yan Permenas melanjutkan hal ini tidak usah dibesarkan dan disangkutpautkan dengan kesan yang negatif. Sebab, Mensos memberikan pernyataan dengan spontan bukan direncanakan. Maka dari itu, ia mengimbau lebih baik masyarakat dan pemerintah fokus terhadap penanganan pandemi Covid-19.

"Tidak usah diperdebatkan. Itu kan pernyataan antara Mensos dan ASN. Dan itu spontan. Saya anggap positif. Kecuali direncanakan dengan buat pidato resmi itu lain lagi," ujarnya.

Sebelumnya diketahui, Menteri Sosial Tri Rismaharini tengah menjadi sorotan publik setelah mengancam akan memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak becus ke Papua. Ancaman tersebut rupanya memantik kritik dari publik hingga hingga namanya menjadi trending topik di Twitter

Hal ini bermula saat Risma memarahi seluruh pegawai Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Wyata Guna Bandung pada Selasa (13/7). Kemarahan Risma meluap setelah meninjau kesiapan dapur umum yang sengaja dibuat Kementerian Sosial untuk memasok telur matang kepada masyarakat, tenaga kesehatan, petugas pengamanan, dalam kegiatan PPKM Darurat.

Selain karena kekurangan peralatan memasak, dapur umum yang sudah dibuat rupanya kekurangan personel. Sementara, banyak pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna Bandung yang masih berada di dalam kantor, tidak ikut membantu operasional di dapur umum.

"Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka," tegasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement