Data laju kasus Covid-19 yang disajikan oleh Satgas Penanganan Covid-19 tidak sesuai dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (12/7). Saat itu kepada wartawan, Luhut menegaskan, bahwa Covid-19 di Indonesia sangat-sangat terkendali.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.
Luhut mengakui, bahwa pemerintah memang menghadapi masalah dan tantangan dalam mengendalikan Covid-19 di Tanah Air. Namun Luhut menegaskan, masalah-masalah yang ada diurai dan diselesaikan dengan baik oleh tim di pemerintahan. Presiden Jokowi pun, ujar Luhut, memberikan arahan yang jelas dalam setiap kebijakan pengendalian Covid-19.
"Dan kami sebagai pelaksananya tidak ada masalah. Semua kami putuskan secara terintegrasi. Semua kami putuskan secara terintegrasi," kata Luhut.
Luhut bahkan yakin, kondisi di lapangan akan membaik dalam 4-5 hari ke depan. Pernyataannya ini berdasarkan sejumlah upaya yang sudah dilakukan pemerintah, di antaranya menambah RS darurat, menambah fasilitas isolasi terpusat, menambah pasokan oksigen bahkan impor, mempercepat laju vaksinasi, hingga pembagian paket obat gratis bagi pasien Covid-19 melalui TNI.
"Kami sepakat akan peningkatan vaksinasi dilakukan oleh TNI Polri dan dinkes, langsung ke daerah-daerah marginal. Jadi pinggiran-pinggiran kota, langsung tim akan menyuntikkan di sana dan itu saya kira bisa berjalan minggu ini," kata Luhut.
In Picture: Dinkes Papua Buth 223 Tabung Oksigen Setiap Harinya
Pemerintah, kata Luhut, juga menyiapkan 300 ribu paket obat gratis untuk pasien Covid-19 tanpa gejala atau OTG (orang tanpa gejala) dan bergejala ringan. Menurut Luhut, pembagian obat gratis yang akan dimulai Rabu (14/7) ini diharapkan bisa menjangkau seluruh kasus aktif di Indonesia saat ini.
"Presiden putuskan mulai Rabu kita launching 300 ribu paket obat untuk OTG, dan juga untuk yang kelas-kelas penyakit yang masih tidak serius. (Pembagiannya) OTG 10 persen, paket demam dan anosmia 60 persen, dan demam dan batuk 30 persen," ujar Luhut dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (12/7).
Selain itu, Luhut juga menegaskan bahwa pemerintah berupaya memastikan kecukupan pasokan obat untuk terapi pasien Covid-19 yang bergejala sedang-berat. Dari catatan pemerintah, jenis obat yang saat ini pasokannya kurang adalah Rendesivir dan Actemra. Khusus untuk Actemra, pemerintah Indonesia bahkan sudah mengurus lisensi untuk bisa memproduksi sendiri di dalam negeri.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui Pemerintah saat ini pontang-panting berusaha keras menyiapkan ketersediaan ruang perawatan untuk pasien Covid-19. Ma'ruf menyoroti terus melonjaknya penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air dalam beberapa pekan terakhir.
"Pemerintah sekarang pontang-panting menyiapkan perawatan sampai banyak yang pasang tenda di RS," ujar Wapres saat bertemu terbatas dengan ulama dan tokoh Islam di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (12/7).
Tak hanya ruang perawatan, sektor kesehatan saat ini juga tengah berjuang mulai dari ketersediaan oksigen hingga tenaga kesehatan (nakes) yang jumlahnya tidak memadai lantaran tidak sedikit yang wafat. Ia mengungkap, jumlah nakes yang meninggal karena Covid-19 per 6 Juli telah mencapai 1.000 jiwa lebih.
"Kekurangan oksigen, kekurangan tenaga kesehatan, ini sebenarnya ini bertumpuk-tumpuk masalah yang dihadapi ini," katanya.