REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Virus Covid-19 varian delta ditemukan di Kota Solo berdasarkan hasil uji genome sequencing. Dari 16 sampel yang dikirim, hasilnya semua varian delta.
Selain Solo, beberapa kota/kabupaten lain di Jawa Tengah juga sampelnya menunjukkan varian delta, di antaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, dan Karanganyar. Totalnya, dari 106 sampel yang dikirim dari delapan kabupaten/kota tersebut, sebanyak 95 sampel atau 89,6 persen menunjukkan varian delta.
Pengurus Bidang Organisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn), Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan meski dari total 106 sampel yang dikirim ada 89,6 persen menunjukkan delta, namun hal itu tidak bisa diartikan penyebaran Covid-19 di Solo 80 persen varian delta.
Melainkan, sampel diambil dari pasien Covid-19 dengan kondisi berat. Kemudian daerah yang mengirim sampel merupakan wilayah yang kasus penyebaran Covid-19 tinggi.
"Yang perlu dimengerti bahwa virus itu sudah masuk di Solo dan menyebar. Tidak berarti 80 persen virus di Solo itu varian delta. Tidak berarti juga dari 80 persen yang sakit itu varian delta," terang Tonang saat dihubungi wartawan, Selasa (13/7).
Menurutnya, dengan ditemukannya varian delta, maka masyarakat harus lebih hati-hati. Meskipun cakupan vaksinasi Covid-19 di Solo sudah cukup tinggi, masyarakat tetap diimbau patuh terhadap protokol kesehatan.
"Untuk wilayah Solo sudah termasuk tinggi vaksinasinya. Sebetulnya orang vaksinasi itu sudah lumayan berhasil untuk menahan virus virus selain varian delta," imbuhnya
Tonang menegaskan, meskipun varian delta memiliki daya tular yang lebih dibanding varian lain, tetapi sebetulnya sifat dasarnya masih sama dalam hal penularan. Penularan melalui tiga titik utama yakni di hidung mulut sama mata.
"Ketiga ini harus dijaga betul. Misalnya pemakaian masker dobel, untuk meningkatkan keamanan. Yang perlu dilakukan ya lebih kita perketat lagi," tegasnya.