REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah pedagang wedang jahe di Kabupaten Lebak, Banten ketiban rezeki di tengah pandemi Covid-19. Permintaan konsumen wedang jahe meningkat.
"Biasanya, sebelum pandemi Covid-19 habis sebanyak 15 liter, namun kini menjadi 30 liter," kata Odah (35 tahun), seorang pedagang wedang jahe di Jalan Sunan Kalijaga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (13/7).
Meningkatnya permintaan konsumen itu tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi. Saat ini, dirinya bisa meraup keuntungan Rp 150 ribu dari sebelumnya Rp 75 ribu per hari.
Kebanyakan konsumen membeli wedang itu untuk memperkuat imun tubuh sehingga tidak mudah terserang Covid-19. "Ekonomi keluarga cukup terbantu di tengah pandemi Covid-19 dari hasil penjualan wedang jahe itu," katanya.
Begitu juga pedagang lainya, Amin (45), yang mengatakan omzetnya naik dua kali lipat di tengah pandemi Covid-19 karena permintaan wedang jahe laku keras. Harga minuman wedang jahe dijual Rp 7.000 per gelas. Ia juga meraup keuntungan Rp 150 ribu dari sebelumnya Rp 75 ribu per hari.
"Kami mulai berjualan pukul 17.00 WIB dan habis pukul 22.00 WIB, " katanya.
Ia mengatakan minuman jahe diproduksi dengan bahan baku jahe merah dicampur gula aren dan susu. Minuman itu dipercaya bisa memperkuat imun tubuh agar tidak mudah terserang Covid-19. Mereka yang membeli wedang jahe mulai dari remaja hingga orang lanjut usia.
"Kami sangat ketiban rezeki di masa pandemi," kata Amin yang berjualan di Jalan Ir. Djuanda Rangkasbitung.
Berdasarkan pantauan, pedagang wedang jahe di Rangkasbitung dan sekitarnya mencapai puluhan. Mereka berjualan dengan menggunakan gerobak.