Senin 12 Jul 2021 15:36 WIB

Digadang-gadang Jadi Negara Maju, RI Malah Turun Kelas

Bank Dunia saat ini menempatkan Indonesia sebagai negara kelas menengah ke bawah.

Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta. Bank Dunia baru saja menetapkan Indonesia sebagai negara berpendapatan kelas menengah ke bawah (lower-middle income). (ilustrasi)
Foto:

Kementerian Keuangan telah merespons laporan Bank Dunia mengenai penurunan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang besar, bahkan krisis kesehatan telah memberi dampak mendalam terhadap kehidupan sosial dan aktivitas ekonomi global.

“Pandemi telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif hampir seluruh negara, termasuk Indonesia pada 2020. Maka demikian, maka penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/7).

Meski demikian, menurutnya, respons kebijakan fiskal yang adaptif dan kredibel mampu menahan terjadinya kontraksi ekonomi yang lebih dalam. Febrio menuturkan, pemerintah secara konsisten menggulirkan kebijakan yang difokuskan pada upaya penanganan pandemi, penguatan perlindungan sosial, serta dukungan bagi dunia usaha, termasuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

"Melalui kerja keras APBN dan program PEN, berbagai manfaat besar telah dirasakan oleh masyarakat. Program perlindungan sosial PEN telah efektif dalam menjaga konsumsi kelompok masyarakat termiskin saat pandemi," ungkapnya.

“Sehingga, di tengah penurunan tingkat pendapatan per kapita secara agregat, masyarakat miskin dan rentan tetap mendapatkan perlindungan yang layak. Tingkat kemiskinan mampu dikendalikan menjadi 10,19 persen pada September 2020,” ucapnya, menambahkan.

Tanpa adanya program PEN, Bank Dunia mengestimasi angka kemiskinan Indonesia pada 2020 dapat mencapai 11,8 persen. Artinya, kata Febrio, program PEN pada 2020 telah mampu menyelamatkan lebih dari lima juta orang dari kemiskinan.

“Program PEN juga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga mampu menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun September 2020 hingga Februari 2021,” ucapnya.

Febrio menyebut pandemi telah memberikan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi. Maka itu, saat ini pemerintah akan fokus melakukan berbagai langkah yang responsif agar pandemi dapat semakin terkendali dan langkah pemulihan ekonomi dapat terus berjalan.

“Percepatan vaksin, penguatan 3T, disiplin protokol kesehatan hingga pemberian perlindungan sosial akan terus dilakukan hingga kasus terkendali,” ucapnya.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta optimistis Indonesia bisa kembali masuk dalam jajaran negara berpendapatan menengah dalam 1-2 tahun mendatang. Optimisme ini mengacu pada laju pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini dengan mempertimbangkan upaya pengendalian pandemi Covid-19.

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi kembali ke level 5-6 persen per tahun dan laju pertumbuhan jumlah penduduk 1,2 persen per tahun, maka Indonesia diyakini bisa segera naik kelas lagi ke deretan negara berpendapatan menengah ke atas.

"Dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun kedepan kita akan segera kembali masuk ke kategori Upper Middle Income. Meskipun ada peningkatan thresholds yang dilakukan World Bank yakni dari 4.046 dolar AS menjadi 4.096 dolar AS," kata Arif, Jumat (9/7).

photo
Perekonomian Indonesia pada kuartal I 2021 masih mengalami kontraksi. - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement