Jumat 09 Jul 2021 16:11 WIB

Bupati Semarang Khawatirkan Pasokan Oksigen Pasien

Selain rumah sakit, pusat isolasi dan warga yang isoman juga perlu oksigen

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa tengah, ganjar Pranowo mengecek langsung persediaan oksigen di Depo PT Samator di kawasan Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (22/6). Ia memastikan meski terjadi lonjkan permintaan oksigen, stok untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit masih aman.
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa tengah, ganjar Pranowo mengecek langsung persediaan oksigen di Depo PT Samator di kawasan Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (22/6). Ia memastikan meski terjadi lonjkan permintaan oksigen, stok untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit masih aman.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengaku masih mengkhawatirkan kelancaran pasokan oksigen bagi kebutuhan penanganan pasien Covid-19 di daerahnya. Baik kebutuhan oksigen untuk sejumlah rumah sakit maupun untuk tempat isolasi darurat.

Sebab seiring dengan bertambahnya jumlah pasien Covid-19, kebutuhan oksigen menjadi hal yang semakin krusial. “Terlebih saat ini antrian pasien yang harus mendapatkan penanganan medis masih bertambah,” jelasnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (9/7).

Menurutnya, kebutuhan oksigen bagi penaganan  Covid-19 tidak hanya ada di rumah sakit, namun juga tempat isolasi terpusat. Bahkan warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) pun juga sudah ada yang membutuhkan oksigen.

Bupati tak menampik, di daerahnya ada beberapa kasus pasien yang mengalami perburukan kondisi karena belum sempat mendapatkan pertolongan di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia saat melakukan isoman.

Saat ini BOR rumah sakit penuh, akhirnya warga --yang semestinya harus mendapatkan penanganan medis—Sementara melakukan isoman atau masuk tempat isolasi darurat terlebih dahulu.

Ada pula, warga yang sebelumnya OTG atau penyintas tanpa gejala lalu melakukan isoman akhirnya bergejala. Sehingga penyintas yang seharusnya sudah dirawat di rumah sakit tersebut masih harus menunggu karena keterisian tempat tidur rumah sakit penuh.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa untuk saat ini oksigen tidak hanya menjadi kebutuhan di rumah sakit namun juga menjadi kebutuhan di tempat isolasi terpusat dan warga yang menjalani isoman.

Makanya saat ini sudah ada beberapa desa yang juga menyiapkan oksigen. “Penanganannya dilakukan oleh bidan desa dibantu oleh Satgas Covid-19 di tingkat desa/ kelurahan sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit,” jelas Ngesti.

Lebih lanjut bupati mengungkapkan, saat ini target Pemkab Semarang melakukan penambahan tempat tidur di rumah sakit rujukan, baik di RSUD dr Gondo Soewarno, Ungaran maupun RSUD Gunawan Mangun Koesoemo, Ambarawa.

Langkah tersebut saat ini masih berproses, termasuk dalam menyiapkan tenaga kesehatan (nakes) pendukungnya. Namun yang masih menjadi kekhawatiran bupati adalah terkait dengan pasokan oksigennya.

Jika pasokan oksigennya lancar, maka untuk mengoptimalkan penambahan tempat tidur di rumah sakit akan bisa berjalan untuk memutus antrean pasien yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

“Kalau pasokan oksigennya lancar, untuk membawa pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit pasti akan bisa dilakukan, tetapi kalau masih ada kendala kebutuhan oksigennya dikhawatirkan justru menjadi masalah baru,” tegasnya.

Bupati menambahkan, saat ini pasokan oksigen untuk dua rumah sakit rujukan Covid-19 milik pemkab Semarang --RSUD dr Gondo Soewarno, Ungaran maupun RSUD Gunawan Mangoen Koesoemo, Ambarawa—saja bisa dibilang kurang optimal.

Menurutnya, kebutuhan oksigen untuk RSUD Gondo Soewarno saja mencapai sekitar 2.100 meterkubik per hari. Tetapi pasokan oksigen sementara ini belum bisa mencapai 2.100 meterkubik per hari.

Tepatnya masih berkisar 1.500 meterkubik hingga 1.800 meterkubik per hari. Jika nanti ada tambahan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 tentunya juga akan menambah kebutuhan oksigen dan diperkirakan bisa mencapai sekitar 3000 meterkubik per hari.

Sementara di RSUD Gunawan Mangoen Koeseomo kebutuhan oksigen mencapai sekitar 3.000 meterkubik per hari dan jika ditambah kapasitas tempat tidur perawatan bisa meningkat menjadi 4.000 meterkubik per hari.

Saat ini, masalah kebutuhan oksigen ini masih terus dikomunikasikan bupati dengan Pemprov Jawa Tengah guna meningkatkan pelayanan kepada para pasien Covid-19 di Kabupaten Semarang.

Pihak rumah sakit juga langsung berkomunikasi dengan Disperindagkop Provinsi Jawa Tengah maupun pihak ketiga. Misalnya untuk RSUD Gunawan Mangoen Koesoemo dengan PT Samator dan PT Langgeng Gas.

Sedangkan untuk kebutuhan sumber daya kesehatan Pmkab Semarang juga telah melakukan koordinasi dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran.

“Kami berharap, terkait permasalahan oksigen bisa ada solusi, sehingga upaya untuk menambahh pelayanan di rumah sakit akan dapat dilakukan di Kabupaten Semarang ini,” kata Ngesti.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement