REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim meminta produsen atau pedagang untuk tidak memanfaatkan situasi meningkatnya kasus Covid-19 dengan memperoleh sejumlah keuntungan pribadi. Hal itu disampaikan lantaran adanya keluhan masyarakat terkait tingginya harga obat dan sulitnya mendapatkan oksigen medis.
“Saya minta kepada para pedagang maupun distributor obat-obatan jangan menari di atas penderitaan masyarakat. Jangan menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya di tengah penderitaan masyarakat,” ujar Wahidin dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (8/7).
Wahidin mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Banten serta Kejaksaan Tinggi Banten untuk terus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan serta harga obat-obatan dan oksigen medis. Hal itu sebagai upaya memastikan kebutuhan-kebutuhan medis benar-benar bermanfaat untuk pengobatan pasien Covid-19.
“Forkopimda Provinsi Banten, khususnya Kapolda Banten dan Kajati Banten memantau ketersediaan serta harga obat-obatan dan oksigen,” terangnya.
Menurut penuturan Wahidin, pemenuhan oksigen medis di rumah sakit-rumah sakit di Provinsi Banten saat ini dinilai cukup memadai lantaran bantuan PT Krakatau Steel Persero. Namun, dia menyebut belum sepenuhnya dapat merambah ke masyarakat-masyarakat yang membutuhkan.
“Yang jadi masalah adalah kebutuhan oksigen bagi masyarakat yang melakukan isolasi mandiri,” kata dia.
Wahidin menambahkan, jika memungkinkan dan tidak melanggar peraturan, Pemprov Banten akan melakukan intervensi pasar terhadap oksigen medis. Saat ini menurut catatannya, pemenuhan kebutuhan oksigen medis di Banten idealnya mencapai 300 ribu tabung.