Rabu 07 Jul 2021 23:34 WIB

Hewan Qurban di Jabar Diprediksi Naik 2,7 Persen

Hewan Qurban di Jabar Diprediksi Naik 2,7 Persen.

Rep: Ari lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Hewan Qurban di Jabar Diprediksi Naik 2,7 Persen. Foto:  Hewan Kurban (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Hewan Qurban di Jabar Diprediksi Naik 2,7 Persen. Foto: Hewan Kurban (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah yang biasanya dibarengi dengan pelaksanaan qurban tinggal beberapa hari lagi. Di tengah pandemi Covid-19, penyembelihan hewan kurban dan pembagiannya harus mengikuti protokol kesehatan dengan ketat. 

Menurut Kepala DKPP Jabar Jafar Ismail mengatakan, masyarakat pada umumnya menyembelih dan mengelola daging hewan kurban di halaman masjid, tanah lapang, serta di sekolah, lembaga pemerintah, ataupun swasta.

Baca Juga

"Tentunya yang paling baik pemotongan dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH). Pengecualian untuk keagamaan, maka pemotongan dimungkinnkan di luar RPH, namun tetap patuhi kaidah kesehatan masyarakat dan hewan,” ujar Jafar, Rabu (7/7). 

Selain mengimbau masyarakat menerapkan prokes yang ketat, Jafar mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, jumlah pemotongan hewan qurban fluktuatif, tercatat pada tahun 2018 jumlah hewan qurban mencapai  241.373 ekor, tahun 2019 naik 37 persen menjadi 331.163 ekor.

“Pada tahun 2020 saat awal pandemi Covid-19  jumlah hewan kurban mengalami penurunan hingga 23,23 persen dibanding tahun 2019 atau 254.234 ekor, terdiri dari 76.292 ekor sapi, 590 ekor kerbau, 129.501 ekor domba dan 47.870 kambing,” kata Jafar.

Jafar memprediksi, tahun ini jumlah kurban akan mengalami kenaikan dari tahun kemarin. Oleh karena itu, DKPP Jabar akan mempersiapkan hewan qurban lebih banyak. 

“Tahun ini berdasarkan survei di kabupaten/kota dan laporan dari daerah, diprediksi akan ada kenaikan sebanyak 2,7 persen jika dibanding tahun 2020. Sehingga diperlukan penambahan hewan qurban, 78.303 ekor sapi, 662 ekor kerbau, 133.033 ekor domba dan kambing sebanyak 49176 ekor,” paparnya.

Menurut Jafar, untuk memenuhi keburuhan hewan kurban tahun ini, sebagian besar dipenuhi dari para peternak lokal Jabar. Sedangkan kekurangnnya akan dipenuhi dari provinsi lain.

“Seperti sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan hewan qurban, kita ambil dari para peternak dari luar Jabar, dari Jateng, DIY, Jatim serta NTT dan NTB,” katanya. 

Jafar mengatakan, penerapan prokes saat proses penyembelihan dan pembagian hewan qurban amat penting untuk mencegah munculnya klaster penularan Covid-19. Apalagi, saat ini, kasus Covid-19 terus bertambah. 

“Dari hasil evaluasi pelaksanaan kurban tahun 2020, tidak terjadi klaster kurban karena penerapan protokol kesehatan. Tapi, karena adanya peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tinggi saat ini menyebabkan perayaan ibadah qurban jadi sangat berisiko. Karenanya, perlu pelaksanaan protokol kesehatan yang sangat ketat,” katanya.

Jafar berharap, panduan dari Kementerian Pertanian melalui surat edaran tentang pelaksanaan kurban selama pandemi, sangat diperhatikan semua pihak. Yakni, mulai dari proses penjualan, pemotongan serta distribusinya harus memperhatikan jaga jarak dan kesehatan awal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement