Rabu 07 Jul 2021 17:59 WIB

Mobilitas Masyarakat Kudus Masih Tinggi Selama PPKM Darurat

Pemkab Kudus akan evaluasi demi tekan mobilitas masyarakat.

Sejumlah warga melintas di jalan Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah. Pemberlakukan PPKM Darurat di Kudus perlu evaluasi sebab mobilitas masyarakat Kudus tercatat masih tinggi.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Sejumlah warga melintas di jalan Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah. Pemberlakukan PPKM Darurat di Kudus perlu evaluasi sebab mobilitas masyarakat Kudus tercatat masih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Tingkat mobilitas masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat masih tinggi. Mobilitas masyarakat di Kudus belum mengalami penurunan secara signifikan dan masih kalah dengan kabupaten tetangga.

"Sesuai hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Selasa (6/7) malam, disebutkan Kabupaten Kudus menjadi salah satu wilayah yang memiliki penurunan mobilitas masih rendah karena baru 12,2 persen atau sedangkan kabupaten sekitar cukup tinggi," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Kudus, Agus Budi Satriyo, yang juga ketua harian Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kudus, Rabu (7/7).

Baca Juga

Sementara target secara nasional, kata dia, penutupan mobilitasnya sebesar 30 persen di masing-masing kabupaten/kota se-Jawa dan Bali. Ternyata penerapan PPKM darurat sejak tanggal 3-5 Juli 2021 dengan menerapkan penyekatan di tujuh titik ruas jalan protokol, serta sejumlah titik dilakukan pengalihan arus belum memberikan dampak signifikan terhadap tingkat mobilitas warga.

Ia menyebutkan pemerintah pusat ternyata memiliki tiga indikator untuk mengetahui mobilitas warganya, mulai dari Facebook mobility, Google traffic, dan cahaya malam yang dipotret dari satelit NASA/NOAA. Ketika salah seorang warga Kudus mengakses Facebook di rumah, kemudian mengaksesnya lagi di tempat lain selain rumah, misal di warung makan, maka turut menyumbang skor mobilitasnya.

"Dengan demikian, seseorang yang mengakses media jejaring sosial tersebut secara berulang-ulang di tempat yang berbeda-beda, maka ikut menyumbang masih tingginya mobilitas masyarakat Kudus," ujarnya. Demikian halnya untuk Google traffic, ketika database Google maps melakukan pembaruan setiap menitnya ketika terjadi kepadatan di jalan-jalan Kabupaten Kudus bisa terlihat dengan jelas.

Indikator ketiga dengan satelit NASA akan mencatat ketika lampu-lampu di Kabupaten Kudus banyak menyala dan kendaraan masih lalu-lalang saat malam hari semakin menambah kepadatan. Untuk itu, Pemkab Kudus akan melakukan evaluasi agar skor mobilitas warganya bisa menurun dan berhadap dukungan masyarakat luas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement