REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meluncurkan layanan telemedicine untuk membantu masyarakat mendapatkan obat-obatan, khususnya bagi pasien Covid-19. Juru Bicara Menko bidnag Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi meminta masyarakat tak panik terkait obat-obatan.
"Masyarakat dapat melakukan swab di lab-lab yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Bila positif, pemerintah akan mengirimkan obat-obatan secara gratis kepada yang bersangkutan," katanya.
Selain itu, Jodi menjelaskan bahwa Koordinator PPKM Darurat telah meminta bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengidentifikasi persoalan kelangkaan obat di pasaran. Kapolri akan menempatkan polisi di lokasi penjualan obat, sehingga bisa mengurangi potensi penimbunan, yang ujungnya bisa terjadi kenaikan harga.
"Banyak juga masyarakat yang panik dan akhirnya menyiapkan obat, walau mungkin tidak sakit. Pemerintah juga terus meminta perusahaan-perusahaan farmasi agar dapat memenuhi kebutuhan ini," imbuhnya.
Jodi menjelaskan, Kemenkes masih dan terus berkoordinasi dengan distributor obat untuk mengatasi masalah kelangkaan obat. "Dan memastikan kelangkaaan ini tidak terjadi lagi," pungkas Jodi.
Sedangkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, pemerintah sudah menentukan harga eceran tertinggi (HET) obat-obatan untuk mengatasi kenaikan harga.
Nadia menambahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah melakukan koordinasi mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga obat.
Menurutnya, ada beberapa penyebab masyarakat kini sulit mendapatkan obat. "Ada yang menstok dan ada yang bermain di pasar karena kebutuhan tinggi. Harga jadi meningkat," kata Nadia.