Selasa 06 Jul 2021 14:37 WIB

Pakar Tegaskan Susu Bukan Obat Covid-19

Susu bekerja bantu tubuh beri tambahan nutrisi yang dibutuhkan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Panic buying terhadap susu merek tertentu terjadi karena masyarakat mengira susu bisa membantu mengobati Covid-19.
Foto: Pxhere
Panic buying terhadap susu merek tertentu terjadi karena masyarakat mengira susu bisa membantu mengobati Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panic buying terhadap susu merek tertentu terjadi seiring ketakutan masyarakat saat kasus Covid-19 terus meningkat. Masyarakat berspekulasi susu tersebut dapat menjadi penangkal bahkan obat bagi virus Covid-19.

Menanggapi fenomena tersebut pakar susu IPB University, Epi Taufik, menegaskan, susu bukan obat maupun vaksin. Menurutnya, susu merupakan bahan pangan seperti lainnya yang memiliki sumber nutrisi bagi tubuh. Sumber nutrisi ini bermanfaat dalam menjaga proses metabolisme, meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah inflamasi.

Baca Juga

"Oleh karena itu, konsumsi susu dapat membantu menjaga kondisi fisiologis tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah infeksi Covid-19," kata Epi, dalam keterangannya, Selasa (6/7).

Terkait panic buying terhadap susu dengan merek tertentu, Epi menjelaskan susu tersebut salah satu jenis susu steril. Dalam konteks kandungan nutrisinya, susu tersebut tidak berbeda nyata dengan jenis susu steril maupun UHT dari merek-merek lain.

"Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril maupun UHT. Kita bisa menemukan di pasar, ada merek susu dengan 100 persen berbahan baku susu segar, ada juga merek susu yang menggunakan bahan tambahan lain seperti susu bubuk skim, laktosa maupun penstabil,” kata dia lagi.

Biasanya, lanjut Epi, susu mengandung komponen makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak. Susu juga mengandung kandungan yang dibutuhkan tubuh lainnya seperti mineral, vitamin dan mikronutrien lainnya.

Ia juga menjelaskan, protein susu memiliki kandungan asam amino esensial dan nilai biologis atau net protein utilization sebesar 90 persen. Nilai ini lebih tinggi dibanding sumber protein lainnya. Nilai biologis menunjukkan persentase protein yang benar-benar diserap dan digunakan oleh tubuh.

Selain menjadi sumber nutrisi, susu juga memiliki karakteristik bio-fungsional atau bioaktif. Bio-fungsional atau bioaktif artinya komponen atau senyawa asal susu turut berkontribusi terhadap perbaikan fungsi fisiologis tubuh.

Dengan demikian, susu dapat meningkatkan status kesehatan tubuh. Di samping itu, komponen bioaktif yang terkandung dalam susu juga berfungsi sebagai antikanker, antipatogen, antiinflamasi, dan aktivitas antioksidan.

Lebih lanjut, Epi menegaskan masyarakat tidak perlu panik. Hal ini karena semua jenis olahan susu cair baik itu pasteurisasi, steril maupun UHT memiliki kandungan gizi yang hampir sama. Sehingga manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama.

"Bagi masyarakat atau konsumen, teruskan mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, tentunya protein nabati juga sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu, dalam rangka melakukan pola makan yang sehat beragam dan seimbang," ujar Epi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement