Senin 05 Jul 2021 22:29 WIB

Pemkot Yogya Klaim Ketersediaan Oksigen Cukup Hingga 7 Hari

Pemprov DIY sebut ketersediaan oksigen bagi industri akan dialihkan keperluan medis

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut, ketersediaan oksigen masih mencukupi. Bahkan, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut, ketersediaan oksigen saat ini masih mencukupi hingga tujuh hari kedepan.
Foto: AP/Kalandra
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut, ketersediaan oksigen masih mencukupi. Bahkan, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut, ketersediaan oksigen saat ini masih mencukupi hingga tujuh hari kedepan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut, ketersediaan oksigen masih mencukupi. Bahkan, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut, ketersediaan oksigen saat ini masih mencukupi hingga tujuh hari kedepan.

"Tadi pagi laporan kebutuhan oksigen masih tercukupi sampai empat sampai tujuh hari kedepan," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut kepada wartawan dalam pesan tertulisnya, Senin (5/7).

Heroe menyebut, masih akan ada supply oksigen yang datang untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat di Kota Yogyakarta. Padahal, pada Ahad (4/7) kemarin, Heroe mengklaim ketersediaan oksigen masih mencukupi setidaknya sekitar tiga pekan kedepan.

"Dalam rakor di Kepatihan (Kantor Gubernur DIY) juga sudah disampaikan bahwa sampai 20 hari masih tersedia cukup. Bahkan supplier oksigen juga sudah menyanggupi," ujarnya

Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan, produksi oksigen untuk kebutuhan medis sudah tidak mencukupi lonjakan kebutuhan oksigen di provinsi DIY. Sehingga, produsen pun diminta mengalihkan produksi oksigen yang tadinya untuk industri menjadi kebutuhan medis.

"Dari rapat koordinasi kemarin sore (dengan pemerintah pusat), produksi oksigen untuk kesehatan sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan lonjakan oksigen. Sehingga perlu switch (pengalihan) dari yang tadinya bukan untuk medis dialihkan untuk medis," kata Tri kepada wartawan dalam jumpa pers yang digelar secara daring, Senin (5/7).

Menurutnya, kebutuhan oksigen khusus untuk DIY di masa normal mencapai 20 hingga 25 ton per hari. Namun, di masa lonjakan kasus Covid-19 saat ini kebutuhan oksigen pun meningkat mencapai dua hingga tiga kali lipat.

"Setidaknya kita per hari (kebutuhannya mencapai) 55 ton oksigen. Dan ini tentu harus ada kerja sama karena kita tidak punya pabrik, baik itu dengan Jateng maupun Jatim," ujar Tri.

Namun, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, disaat lonjakan kasus Covid-19 saat ini, kebutuhan oksigen untuk 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY per harinya mencapai 20 ton. Kebutuhan ini meningkat dari yang sebelumnya hanya 17 ton per hari.

"Sebelumnya itu hanya cukup berkisar antara 17 ton, tapi dengan kenaikan (kasus yang signifikan) itu (kebutuhan oksigen) menjadi 20 ton per hari. Berarti ada kenaikan tiga ton per hari," kata Sultan.

Untuk mencukupi kebutuhan oksigen di DIY, pemerintah pusat juga akan mengalokasikan penambahan pasokan oksigen. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, disepakati bahwa pemerintah pusat akan mengalokasikan setidaknya 47,6 ton oksigen per hari untuk DIY.

47,6 ton tersebut tidak hanya kebutuhan untuk 27 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang ada di DIY. Namun, jumlah tersebut merupakan akumulasi kebutuhan oksigen baik itu rumah sakit rujukan Covid-19 maupun rumah sakit non rujukan Covid-19.

"Kita rapat koordinasi dengan Pak Luhut (Menko Bidang Maritim dan Investasi), itu menyimpulkan kondisi kenaikan pasien Covid-19. Maka diperkirakan kebutuhan oksigen di DIY baik RS Covid-19 maupun RS non Covid-19 itu 47,6 ton," kata Aji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement