REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Garut akan difokuskan di empat rumah sakit (RS). Hal itu dilakukan agar penanganan pasien Covid-19 dapat lebih optimal.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, penanganan pasien Covid-19 nantinya akan difokuskan di RSUD dr Slamet, RSUD Pameungpeuk, RS Medina, dan RS Guntur. Namun, RS yang khusus menangani pasien Covid-19 hanyalah RSUD dr Slamet. Sementara RSUD Pameungpeuk, RS Medina, dan RS Guntur, sekitar 60-80 persen kapasitasnya akan diperuntukkan bagi pasien Covid-19.
"Tiga rumah sakit lainnya masih bisa untuk menangani pasien non-Covid-19. Namun sebagian besar untuk pasien Covid-19," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Senin (5/7).
Khusus di RSUD dr Slamet, hampir seluruh tempat tidur di RS tersebut akan diperuntukkan bagi pasien Covid-19. Terdapat sekitar 500 tempat tidur yang disediakan untuk merawat pasien Covid-19. Untuk sementara, pasien non-Covid-19 tak akan dilayani di rumah sakit itu, kecuali pasien hemodialisa dan thalamesia.
Kendati demikian, Leli menyebutkan, saat ini belum seluruh tempat tidur di RSUD dr Slamet aktif digunakan untuk pasien Covid-19. Sebab, masih ada pasien non-Covid-19 yang dirawat di RS itu. "Dari 500, kalau lihat datanya, baru 180an yang terisi. Karena memang mereka masih merawat pasien non-Covid-19. Itu kan harus diselesaikan dulu," kata dia.
Leli menambahkan, saat ini pasien Covid-19 di Kabupaten Garut masih tersebar di banyak RS. RS Annisa Queen, RS Nurhayati, dan RS Intan Husada, disebut masih menangani isolasi pasien Covid-19. Hal itu masih terjadi lantaran saat ini RSUD dr Slamet masih dalam tahap peralihan untuk menangani khusus pasien Covid-19.
"Jadi pasien Covid-19 di rumah sakit lain belum bisa pindah semua. Secara bertahap, ke depan hanya empat RS saja di Garut yang menangani Covid-19, agar lebih optimal dan maksimal dalam penanganan pasien. Jadi tidak terlalu tersebar," ujar dia.
Ia menargetkan, empat RS di Garut dapat fokus melayani paisen Covid-19 mulai pekan ini. Akan ada 750-800 tempat tidur di empat RS itu yang akan digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Saat ini, pihaknya masih menunggu pasien non-Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet selesai menjalani perawatan.
Menurut Leli, empat RS yang dijadikan rujukan pasien Covid-19 sudah mewakili masing-masing wilayah. Artinya, tak ada masalah terkait jarak pasien ke RS.
Direktur RSUD dr Slamet, Husodo Dewo Adi mengatakan, ruangan di RS itu belum seluruhnya digunakan untuk pasien Covid-19. Sebab, saat ini masih ada pasien non-Covid-19 yang masih menjalani perawatan."Pasien non-Covid masih ada yang dirawat. Sekitar 50 orang. Itu memang kita rawat sampai pulang," kata dia.
Ia menyebutkan, dari sekitar 500 tempat tidur yang tersedia, baru 200 unit di antaranya sudah terisi pasien Covid-19. Apabila pasien non-Covid-19 di RSUD dr Slamet sudah selesai menjalani perawatan, baru seluruh tempat tidur di RS itu digunakan untuk pasien Covid-19."Mudah-mudahan minggu ini (pasien non-Covid-19) sudah bisa pulang semua," kata dia.
Husodo mengatakan, RSUD dr Slamet nantinya akan dikhususkan untuk pasien Covid-19 yang memiliki gejala berat. Pasien Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang dapat ditangani di tempat isolasi terpusat.
Sementara itu, Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis mengatakan, pelayanan pasien non-Covid-19 masih akan berjalan meski RSUD Pameungpeuk menjadi RS rujukan pasien Covid-19. Namun, perbandingannya akan lebih banyak kamar digunakan untuk melayani pasien Covid-19."Dari 130-an bed, 64 akan digunakan untuk pasien Covid-19," kata dia.
Menurut dia, RSUD Pameungpeuk tak bisa digunakan khusus untuk melayani pasien Covid-19. Sebab, RSUD Pameungpeuk merupakan satu-satunya RS di wilayah selatan Garut."Kalau untik Covid semua kasihan masyarakat. Ini kan cuma satu-satunya di selatan," kata dia.