Ahad 04 Jul 2021 23:40 WIB

Airlangga: Harmoko Sosok Panutan Bagi Kader Golkar

Harmoko membuat pola komunikasi politik lebih cair, sederhana, dan tidak kaku.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto
Foto: Istimewa
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan duka mendalam atas wafatnya mantan menteri penerangan era Soeharto, Harmoko bin Asmoprawiro. Harmoko wafat di RSPAD pukul 20.22 WIB pada Ahad (4/7) setelah menjalani perawatan di intensif.

“Saya atas nama Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan duka mendalam dan rasa kehilangan atas wafatnya kader terbaik Golkar dan Indonesia, Bapak Harmoko bin Asmoprawiro, pada hari ini di RSPAD Gatot Soebroto,” tutur Airlangga, dalam keterangan, Ahad (4/7).

Airlangga menuturkan, Harmoko adalah sosok panutan bagi seluruh kader partai berlambang pohon beringin. Pengabdian Harmoko bagi Indonesia paling besar dilakukan Harmoko saat menduduki menteri penerangan era Presiden ke-2 RI, Soeharto. Selama 14 tahun menjabat sebagai menteri penerangan, Harmoko adalah sosok dibalik gerakan Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pirsawan (Kelompencapir).

Ide inilah yang kini menjelma menjadi peran kehumasan dan juru bicara pemerintah. Menurut Airlangga, saat itu, ide Harmoko ini digunakan untuk menyampaikan informasi dan pencapaian kerja pemerintah kepada rakyat. Harmoko juga melakukan kegiatan Safari Ramadhan ke daerah dan pedesaan.

“Dengan latar belakang kewartawanannya, beliau mampu memanfaatkan keluasan wawasan dan kemampuan berinteraksi dengan banyak kalangan, sehingga pola komunikasi politik pun menjadi cair, sederhana, tidak lagi sekaku masa-masa sebelumnya,” tuturnya.

Di era kepemimpinan Harmoko saat menjadi ketua DPR/MPR jugalah transisi kepemimpinan nasional terjadi dari Orde Baru memasuki Reformasi. “Kepemimpinan beliau di masa transisi reformasi sungguh berat dan penuh tantangan. Itu merupakan ujian berat seorang pemimpin partai besar, dan dengan segala dinamikanya berhasil dilalui,” ujar Airlangga.

Harmoko pernah menjabat sebagai ketua umum Golkar periode 1993-1998. Salah satu peran sosok kelahiran Nganjuk, 7 Februari 1939 adalah masuknya aktivis yang direkrut menjadi tulang punggung partai. “Itu adalah jejak sejarah beliau yang perlu diteladani, dan saya pribadi mengapresiasi langkah-langkah itu,” tegas Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyampaikan mewakili keluarga besar Partai Golkar dan pihak keluarga memohon doa dan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. “Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” ujar Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement