Jumat 02 Jul 2021 21:34 WIB

IDI: Waspadai Pemakaian Obat Covid-19 tanpa Medis 

IDI mengingatkan masyarakat dengan obat yang diklaim ampuh Covid-19

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
IDI mengingatkan masyarakat dengan obat yang diklaim ampuh Covid-19. Obat Ivermectin akan diuji klinik oleh BPOM sebelum bisa digunakan sebagai obat terapi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/ROLEX DELA PENA
IDI mengingatkan masyarakat dengan obat yang diklaim ampuh Covid-19. Obat Ivermectin akan diuji klinik oleh BPOM sebelum bisa digunakan sebagai obat terapi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban, mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap pemakaian obat Covid-19 tanpa pengawasan medis memadai. 

Jangan mudah percaya terhadap informasi yang sumbernya tidak terpercaya. "Ingat. Virus lain yang juga berbahaya adalah infodemik. Penyebaran pesan yang belum valid, dikemas meyakinkan, sehingga banyak yang percaya. Termasuk testimoni pemakaian obat tanpa pengawasan medis memadai. Harap hati-hati. Carilah info dari sumber yang dipercaya," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Jumat (2/7). 

Baca Juga

Kemudian, dia melanjutkan tidak terkejut dengan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak atau rekor kematian yang tercipta pada (1/7) sebanyak 504 jiwa. "Ini tak terelakkan dan sudah dibahas jauh-jauh hari. Saya harap tidak ada rekor-rekor lanjutan dengan berlakunya PPKM Darurat," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim, sebanyak 15 negara menekan kasus Covid-19 karena menggunakan obat Ivermectin. 

Di Indonesia, izin edar Ivermectin sebagai obat cacing. Namun, oleh sejumlah pejabat negara seperti Moeldoko dan Menteri BUMN Erick Thohir, Ivermectin disebut sebagai obat terapi penyembuhan Covid-19.

"Tercatat 15 negara sudah berhasil melawan Covid-19 dengan menggunakan Ivermectin. Peru, Meksiko, Slovakia adalah negara yang turut berhasil menekan jumlah penderita Covid-19 dengan penggunaan Ivermectin," kata Moeldoko dalam sebuah diskusi daring, Senin (28/6). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement