Di kediaman sang ayah, ada dua orang yang positif Covid-19. Ayah dan adiknya. Namun, adiknya yang telah divaksinasi beberapa waktu lalu masih dapat beraktivitas normal.
"Jadi saya koordinasi terus sama adik. Kebetulan dia tahu info ada oksigen gratis dari sosial media," ujar dia.
Selama dua pekan ayahnya sakit, ia tak kurang usaha. Seluruh rumah sakit di wilayah Jakarta Timur dan juga Tangerang ia datangi satu per satu. Namun tak ada hasil. Semuanya menolak karena sudah tak mampu lagi menampung pasien.
"Baru di pintu masuk saja, kami sudah ditolak. Sudah gak bisa, penuh semua," terang dia.
Adanya peminjaman oksigen ini membuatnya sedikit lega. Ia pun merasa sangat terbantu. Matanya memiliki harap.
"Saya merasa terbantu sekali ada (tabung oksigen gratis) ini," ungkapnya.
Dalam cerita yang lain, ada pendaftar yang bersimpati dengan mendahulukan orang lain mendapatkan tabung. Padahal, pendaftar itu juga membutuhkan tabung oksigen.
"Agak mengharukan, di tengah kondisi genting. Mereka ada yang bilang gini, 'kalau boleh kasih yang lain yang saturasinya membutuhkan (tabung oksigen). Saya harap Mas Alif bisa kasih ke orang yang tepat'," kata Alif Iman Nurlambang, Ketua Komite Pelaksana GSSTAUI, saat dihubungi Republika.