REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendorong para pelaku UKM agar lebih inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Diharapkan, kegiatan ekonomi yang dimotori oleh para pelaku UMKM dapat bertahan dan kuat di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang masih mendera.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tangsel Deden Deni menuturkan, sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun lalu, para pelaku UKM telah terpukul. Sehingga penurunan omset pun tak dapat dipungkiri.
Menurutnya, dengan kondisi pandemi yang saat ini semakin parah, terlebih adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, tidak ada pilihan bagi para pelaku UKM, kecuali melakukan inovasi dalam menjalankan usahanya, minimal bertahan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan penjualan dan pemasaran.
"Dengan kondisi lebih parah dari awal Covid-19, ya saya yakin transaksi online akan lebih naik lagi dan sekarang memang banyak inovasi digital-digital dan masyarakat menikmati belanja digital," tutur Deden di kawasan Serpong Utara, Tangsel, Kamis (1/7).
Dia menjelaskan, pelaku UKM harus dapat menangkap peluang yang ada dengan melihat kebutuhan masyarakat. Menurut analisisnya, salah satu upaya konkrit yang bisa dilakukan oleh para pelaku UKM adalah dengan menjual produk-produk yang merupakan kebutuhan primer masyarakat, seperti kuliner.
"Harusnya ditangkap oleh pelaku UKM bagaimana beradaptasi dengan lingkungannya dengan kondisi hari ini ada perilaku masyarakat meliputi bagaimana cara belanja dan apa skala prioritasnya," jelasnya.
Lebih lanjut, pelaku UKM bisa berkaca dari survei yang menunjukkan adanya peningkatan drastis dari kegiatan belanja online. Survei yang dimaksud adalah penelitian dari Perusahaan data dan kecerdasan buatan Analytic Data Advertising (ADA) yang mencatat adanya kenaikan hingga 400 persen pada aktivitas belanja online secara nasional pada awal pandemi di sekitar Maret 2020.
Hal tersebut dipicu oleh merebaknya pandemi Covid-19 yang mendorong transaksi secara langsung menjadi daring. "Tak terkecuali Tangsel, angkanya (peningkatan) mirip-mirip lah," kata dia.
Pembatasan Aktivitas dan Stimulus
Selain didorong untuk terus berinovasi, Deden meminta para pelaku UKM untuk dapat tetap menaati aturan pembatasan kegiatan selama pemberlakuan PPKM Darurat yang diterapkan pada 3-20 Juli 2021. Aspek kesehatan dinilai menjadi yang utama, namun kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan dengan adanya pembatasan.
"Iya (mengutamakan kesehatan), tapi tidak mematikan usaha juga, hanya membatasi aktivitas, dengan menerapkan protokol kesehatan. Ya kita harus berkorban bagaimana kalau dibiarkan bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Yang penting tidak ditutup secara total. Teman-teman UMKM bisa beraktivitas dengan prokes, sama-sama jaga supaya kasus tidak makin menyebar," jelasnya.
Deden menuturkan, pihaknya telah memberi arahan agar para pelaku UMKM dapat menjalankan aturan yang berlaku. Diantaranya membatasi jam operasional dan kapasitas di tempat usaha. Juga menerapkan protokol kesehatan dengan marka untuk jaga jarak.
"Kita monitoring ke pelaku-pelaku UMKM, memberikan arahan dan edukasi, terutama pedagang warung nasi. Jam operasional dibatasi, kapasitas dibatasi, dan menjalankan prokes. Pelayanannya kadang-kadang ada yang prasmanan, ini termasuk kami anjurkan untuk tidak prasmanan," jelasnya.
Dalam kondisi tekanan, Deden mengatakan akan terus mendorong pelaku UKM untuk dapat bertahan dengan memberikan stimulus. Diantaranya, melancarkan bantuan langsung tunai (BLT) serta memberi bantuan berupa barang.
"Di awal kan sudah ada BSP (bantuan sosial pangan) Dinsos, lalu bantuan Kementerian UKM berupa BLT yang kuotanya tidak dibatasi, ini yang kita dorong supaya pelaku UKM mengusulkan bantuan. Lalu menstimulus dengan bantuan sembako kepada pelaku koperasi yang banyak anggotanya merupakan pelaku UMKM," kata dia.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan memastikan akan memberi stumulus yang dapat mendorong kegiatan usaha untuk dapat menggeliat. Dia menyebut akan menampung suara para pelaku UKM agar dapat terus menjalankan kegiatan ekonomi.
"Sekarang kan lagi penyusunan RPJMD, nanti kita lihat kira-kira di lapangan kebutuhannya apa supaya bisa kita anggarkan di tahun depan, programnya bisa jalan lebih bagus, tapi dengan catatan anggaran yang ada," terangnya.
Namun, berdasarkan data yang dikantonginya, kondisi kekuatan finansial Pemkot Tangsel dalam kondisi tertatih-tatih. Bahkan Pilar menyebut akan terjadi defisit pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
"Pasti terjadi penurunan dibanding tahun kemarin. Tahun kemarin saja kita dapat penurunan APBD Rp800 miliar. Saat ini kalau dilihat per triwulan pencapaiannya benar-benar harus digenjot. Misal program Dinkop UKM harus lebih ini (disiapkan) pelurunya (anggarannya)," jelasnya.