Kamis 01 Jul 2021 16:38 WIB

Pasien Meningkat, RSPAW Kota Salatiga Dirikan Tenda Darurat

Penambahan tenda darurat saat ini masih difungsikan khusus untuk transit pasien covid

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Seorang pekerja mempersiapkan fasilitas kursi roda ke dalam tenda darurat di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan (RSPAW), Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021). Tenda darurat tersebut didirikan sebagai ruang tunggu pasien IGD seiring penuhnya keterisian tempat tidur karena terjadi lonjakan kasus pasien COVID-19 di Salatiga dan rujukan dari daerah lainnya.
Foto: ANTARA /Aloysius Jarot Nugroho
Seorang pekerja mempersiapkan fasilitas kursi roda ke dalam tenda darurat di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan (RSPAW), Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021). Tenda darurat tersebut didirikan sebagai ruang tunggu pasien IGD seiring penuhnya keterisian tempat tidur karena terjadi lonjakan kasus pasien COVID-19 di Salatiga dan rujukan dari daerah lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA  -- Satu lagi rumah sakit penanganan Covid-19 harus mendirikan tenda darurat guna mengantisipasi penambahan pasien yang masih berlangsung. Kali ini, penambahan tenda darurat dilakukan di Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan (RSPAW) Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Menurut manajemen rumah sakit setempat, penambahan tenda darurat untuk saat ini masih difungsikan khusus untuk transit pasien Covid-19, sebelum mendapatkan penanganan medis lanjutan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Karena, tren kedatangan pasien Covid-19 dari berbagai daerah di luar Kota Salatiga masih terus bertambah di RSPAW,” ungkap Direktur RSPAW Kota Salatiga, Farida Widayati di Salatiga, Kamis (1/7).

 

photo
Seorang pekerja mempersiapkan fasilitas kesehatan di dalam tenda darurat di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan (RSPAW), Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021). Tenda darurat tersebut didirikan sebagai ruang tunggu pasien IGD seiring penuhnya keterisian tempat tidur karena terjadi lonjakan kasus pasien COVID-19 di Salatiga dan rujukan dari daerah lainnya. - (ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho)

 

Untuk itu, lanjutnya, manajemen rumah sakitnya perlu melakukan langkah- langkah antisipasi, agar dalam penanganan terhadap pasien Covid-19 tidak terjadi permasalahan, di tengah lonjakan kasus yang masih terus berlangsung. Maka, tenda darurat ini, bagian dari skenario RSPAW Kota Salatiga untuk mengantisipasi agar IGD tidak menjadi penuh, di tengah-tengah bertambahnya pasien Covid-19.

“Kami tidak ingin nanti terjadi kedaruratan, karena ruang IGD jadi penuh, makanya disiapkan tend darurat agar tidak muncul masalah saat terjadi kedaruratan penanganan Covid-19,” ujarnya, Kamis (1/7).

Secara spesifik, kata Farida, tenda darurat yang didirikan di RSPAW Kota Salatiga tersebut difungsikan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukan pasien yang menunggu di luar ruangan IGD. Sehingga, tenda darurat difungsikan untuk tempat transit pasien Covid-19 sebelum diarahkan ke ruang isolasi khusus maupun untuk perawatan lanjutan di IGD.

Perihal kapasitas tenda darurat tersebut, dia tidak bisa menyebutkan karena sifatnya tempat transit dan bukan ruang isolasi. Namun, untuk yang ada saat ini berisi empat bed perawatan berikut tabung oksigen serta beberapa kursi roda.

Meski saat ini baru ada satu tenda darurat, namun Farida juga memastikan dalam waktu dekat bakal ditambah legi empat unit. “Kami sudah minta tambahan lagi ke Kementerian Kesehatan dan nanti dikirim lagi tiga unit tenda dari Jakarta,” tambahnya.

Dia juga menyampaikan, saat ini, total jumlah pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan medis di RSPAW Kota Salatiga mencapai sebanyak 77 orang. Ke-77 pasien tersebut tidak hanya berasal dari Kota Salatiga saja, namun juga dari daerah lain seperti Kabupaten Semarang, Magelang, Boyolali, Kudus, Demak, Kendal, Jepara dan Kabupaten Grobogan.

Sedangkan terkait dengan pelayanan pasien Covid-19 yang masih terus bertambah, Farida mengatakan, stok untuk kebutuhan oksigen masih mencukupi. Bahkan stok hariannya akan mendapat tambahan sekira 180 tabung dari kebutuhan normal per hari di RSPAW Kota Salatiga yang mencapai 200 tabung. “Untuk kebutuhan oksigen bagi penanganan pasien Covid-19 masih ideal,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement