REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan merilis ekspor produk pertanian asal daerah itu menurun 56 persen di tahun 2021. Disperindag mencatat pada periode Januari hingga Mei 2020 nilai produk ekspor pertanian mencapai 34,8 juta dolar Amerika. Sementara pada periode yang sama di tahun 2021 ini merosot tajam, hanya di angka 15 juta dolar Amerika.
"Penurunannya sangat drastis, mungkin karena musim jadi hasil panen kurang bagus, sehingga ekspor produk pertanian turun hingga 56, 86 persen," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulsel I Dewa Nyoman Mahendrajaya di Makassar, Rabu (30/6).
Penurunan drastis juga bisa dilihat dari volume ekspor produk pertanian pada 2021 yang mencapai 67,70 persen. Ekspor produk pertanian Sulsel yang dikirim pada Januari-Mei 2020 sebanyak 21.180 ton. Sedangkan tahun ini hanya berada di angka 6.840 ton pada periode yang sama.
Hendra menyebut bahwa produksi kakao dan kopi selaku komoditas unggulan Sulsel mulai menurun. Khususnya pada Kakao 10 tahun terakhir terus merosot, padahal di tahun 2012, kakao pernah menjadi primadona di antara komoditas produk pertanian Sulsel."Mungkin karena musim atau cuaca juga kurang bagus, padahal tahun 2012 silam, kita pernah mengirim kakao hingga 250 ribu ton," ujarnya.
Jika pada produk pertanian terjadi penurunan ekspor, tidak demikian pada sektor perikanan. Ekspor produk pertanian tahun 2021 terhitung Januari hingga Mei meningkat 17,41 persen, meski sebelumnya produk perikanan atau hasil laut telah mengalami kontraksi 0,70 persen di masa pandemi tahun 2020. "Komoditas yang paling banyak kita kirim ke luar adalah rumput laut, karena memang banyak dan banyak pula permintaan," ujar dia.