Selasa 29 Jun 2021 16:42 WIB

Khofifah Minta Waspadai Covid-19 Klaster Keluarga

Mayoritas korban meninggal dalam klaster keluarga, adalah kelompok rentan lansia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta, masyarakat mewaspadai lonjakan Covid-19 seiring merebaknya klaster keluarga. Tingginya klaster keluarga, kata Khofifah, tidak jarang karena saat bertemu justru merasa aman, dan akhirnya  mengabaikan protokol kesehatan.

"Padahal, potensi penularan di keluarga akhir- akhir ini sangat tinggi,” kata Khofifah, Selasa (29/6). 

Khofifah menegaskan, tingginya klaster Covid-19 keluarga mendapat perhatian serius Pemprov Jatim. Apalagi tak jarang banyak anggota keluarga yang dalam keadaan desaturasi, baru dibawa ke rumah sakit. Sehingga tak jarang sampai meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Mayoritas korban meninggal dalam klaster keluarga, kata Khofifah, adalah kelompok rentan seperti lansia.

"Tetapi saat ini juga menimpa usia muda bahkan anak- anak," ujar Khofifah.

 

Maka dari itu, kata Khofifah, keluarga harus memiliki tanggung jawab sendiri dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan di dalam maupun luar rumah. Masyarakat harus selalu menerapkan perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Selain itu, kata dia, untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, perlu dilakukan pemetaan anggota keluarga mana saja yang berpotensi menjadi carrier di dalam rumah. Penerapan protokol kesehatan berlapis harus diterapkan pada anggota keluarga tersebut.

“Misal, tidak berinteraksi dengan anggota keluarga lain usai keluar beraktivitas di luar rumah, melainkan langsung mandi dan bersih-bersih. Pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati itu sangat relevan dengan kondisi saat ini,” kata dia. 

Dalam hal aktivitas di luar rumah, Khofifah mengingatkan, agar sebaiknya meniadakan dan menghindari aktivitas kumpul-kumpul keluarga dengan dalih apapun seperti arisan atau hajatan. Karena dikhawatirkan justru akan memassifkan penularan Covid-19. 

“Situasi Indonesia saat ini tidak boleh disepelekan. Keluarga harus meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dengan mengurangi mobilitas. Jika tidak ada kepentingan mendesak, sebaiknya berdiam diri saja di rumah,” kata Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement