Rabu 30 Jun 2021 01:17 WIB

135 Balita di Badui Alami Stunting

Balita Badui yang menderita stunting disebabkan berbagai faktor.

135 Balita di Badui Alami Stunting. Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui di Pagi hari di Desa Kanekes, Lebak, Banten.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
135 Balita di Badui Alami Stunting. Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui di Pagi hari di Desa Kanekes, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 135 anak bawah lima tahun atau balita di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mengalami stunting atau kerdil. Hal ini berdasarkan hasil penimbangan Februari 2021.

"Kami mengoptimalkan penyaluran makanan tambahan juga pemberian vitamin A untuk penyembuhan balita itu," Kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Maytri Nurmaningsih, Selasa (29/6).

Baca Juga

Balita Badui yang menderita stunting disebabkan berbagai faktor, antara lain minimnya pendidikan dan pengetahuan orang tua dalam merawat anaknya. Mereka tidak memperhatikan asupan makanan bergizi.

Begitu juga orang tuanya saat hamil mengalami anemia dan kurang energi kronik (KEK). Selain itu, masyarakat Badui masih kuat terhadap aturan adat setempat juga faktor lilitan ekonomi.

Bahkan, masyarakat Badui yang bersumber mata pencahariannya petani ladang jarang sekali pulang ke kampungnya. Faktor lainnya, kata dia, terbatasnya sumber daya manusia (SDM) petugas medis.

Saat ini, petugas bidan yang berada di permukiman Badui hanya delapan orang dengan melayani 68 perkampungan dengan kondisi topografi perbukitan dan pegunungan. Dengan demikian, petugas bidan kesulitan melakukan pelayanan kesehatan balita masyarakat Badui.

Saat ini, ia melayani balita masyarakat Badui dengan mendirikan 10 posyandu. "Kami setiap bulan selain melakukan penimbangan balita di pemukiman Badui juga pemberian makanan tambahan untuk penderita stunting," kata Maytri.

Menurut dia, jumlah anak balita di kawasan permukiman masyarakat Badui cukup tinggi. "Kami siap menampung pemberian makanan tambahan dari bantuan dermawan atau perusahaan untuk perbaikan kesehatan balita Badui," katanya.

Seorang warga Badui Darwanti mengaku anaknya yang berusia dua tahun hanya satu kali dilakukan vaksin dan dibawa ke Puskesmas Cisimeut ketika sakit. Hal itu karena dirinya tidak pulang ke Kampung Cikompeng kawasan permukiman Badui.

Saat ini, kata dia, kondisi anaknya tidak begitu tumbuh baik. "Kami kegiatan sehari-hari di ladang huma dan tidak pulang ke rumah di permukiman Badui terkecuali ada acara adat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement