REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Revitalisasi eks gedung DPRD Kota Bogor menjadi Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Bogor saat ini sedang berjalan. Rencananya, pembangunan tahap pertama selesai pada pertengahan Desember 2021.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Diskarpus) Kota Bogor, Agung Prihanto mengatakan, revitalisasi tersebut sudah dimulai sejak 17 Mei 2021, dan ditargetkan kelar tujuh bulan ke depan. Saat ini, revitalisasi tahap pertama berjalan untuk struktur bangunan.
"Jadi pembangunan sekarang ini ada dua tahap karena mengingat anggaran. Untuk tahap pertama sekarang strukturnya dulu sampai pertengahan Desember, tahun depan baru interior," kata Agung kepada Republika di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (28/6).
Dalam revitalisasi tahap pertama, sambung dia, pembangunan dengan sumber dana APBD 2021 Kota Bogor itu dikerjakan oleh PT Artikon Dimensi Indonesia. Dengan menelan dana Rp 13,6 miliar, pembangunan Perpusda terletak di dalam kompleks Balai Kota Bogor, Jalan Ir Juanda, Kecamatan Bogor Tengah.
Agung mengatakan, ketika struktur gedung selesai pada pertengahan Desember nanti, banunan tersebut belum bisa difungsikan sebagai Perpusda. Hanya saja, jikalau ingin digunakan, hal itu dilihat dari situasi dan kondisi.
Dia menuturkan, untuk pembangunan interior belum dilakukan review. "Kemungkinan sama, mungkin bahkan bisa lebih cepat kalau interiornya bisa dibangun dari awal pelaksanaan. Sepertinya sih kurang dari enam bulan, tapi kita belum review lagi, ujar Agung.
Menurut dia, saat ini Perpusda memiliki koleksi 16 ribu judul buku. Dengan total sekitar 40 ribu buku, kata Agung, jumlah koleksi itu milik Diskarpus Kota Bogor dan beberapa buku tambahan dari sumbangan.
Agung menambahkan, Perpusda nantinya memiliki konsep perpustakaan modern. Hal itu ditandai dengan adanya fasilitas area permainan, studio, dan galeri Kota Bogor.
"Nanti buku-bukunya dipisah seperti perpustakaan standar, tapi konsepnya perpustakaan modern. Selain kita koleksi buku, kita juga nantinya ada semacam permainan edukatif kepada anak-anak. Juga ada studio pemutar film dokumenter, dan galeri Kota Bogor di gedung itu," jelas Agung.
Agung menambahkan, saat ini Diskarpus memiliki hambatan untuk meningkatkan minat baca. Terutama pada anak-anak yang lebih tertarik pada gawai daripada membaca buku.
"Minat baca tentunya tidak terlepas dengan peran orang tuanya. Kita memotivasi orangtuanya meningkatkan minat baca anak-anak. Sekarang kita punha konsep literasi berbasis inklusi, dengan literasi, ke depan akan memberi dampak kesejahteraan bagi masyarakat," ucapnya.
Anggota Komisi I DPRD Kota Bogor, Fajari Aria Sugiarto mengatakan, Kota Bogor memiliki Peraturan Daerah (Perda) Perpustakaan. Dia mengatakan, Perda tersebut tidak hanya menitikberatkan pada pembangunan Perpusda saja, tapi juga mengatur program untuk meningkatkan minat baca dari masyarakat.
"Di situ juga diatur mengenai perpustakaan-perpustakaan di sekolah, juga bustakawannya. Jadi tidak terfokus pada pembangunan saja. Salah satunya juga ada progeam Pemkot Bogor untuk meningkatkan minat literasi," ucap adik dari Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tersebut.