Senin 28 Jun 2021 16:36 WIB

Ancang-Ancang Vaksin Sinovac untuk Anak-Anak

BPOM mengeluarkan izin darurat vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun.

Seorang anak bermain tanpa mengenakan masker di Muara Angke, Jakarta, Jumat (25/6/2021). Kemenkes meminta orang tua untuk ikut melakukan pengawasan kepada anak untuk meningkatkan protokol kesehatan karena berdasarkan data sebanyak 12,6 persen dari total kasus positif COVID-19 nasional merupakan anak-anak.
Foto:

Kasus Covid-19 pada anak belakangan merebak seiring penemuan varian Delta di beberapa daerah. Setelah Kota Depok mengumumkan sebanyak 37 anak terpapar Covid-19 pada pekan lalu, Kota Bogor juga mengonfirmasi sebanyak 437 anak rentan usia 0 hingga 19 tahun di Kota Bogor dilaporkan terpapar Covid-19.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memperkirakan terpaparnya anak-anak disebabkan oleh tiga hal. Pertama, karena musim liburan sehingga anak-anak kerap berinteraksi dan beraktivitas di luar rumah.

“Kedua, karena varian baru yang lebih cepat menularkan kepada anak-anak. Dan ketiga, karena di lingkungan keluarga. Jadi orang tua yang bekerja di luar kota kemungkinan menularkan kepada anak-anaknya,” kata Bima Arya, Ahad (27/6).

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dimilikinya, klaster penyumbang kasus Covid-19 di Kota Bogor terbanyak yakni klaster keluarga. Kemudian disusul oleh klaster luar kota.

Ketika klaster keluarga dibedah, terdapat fakta penularan di keluarga melalui aktivitas dari luar kota. Namun, Bima Arya mengatakan, dia tidak bisa melarang orang Bogor untuk beraktivitas ke Jakarta dan luar daerah lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno menjelaskan, faktor lain dari terpaparnya anak-anak disebabkan oleh aktivitas di luar rumah, tanpa membersihkan diri ketika pulang ke rumah.

Hingga akhirnya transmisi Covid-19 langsung cepat menyebar di dalam rumah. Kemungkinan anak tersebut  bisa terjangkit Covid-19 juga karena aktivitas di rumah itu bersama keluarganya.

“Kami imbau masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatsn baik di dalam atau di luar rumah. Sebab, transmisi Covid-19 tidak akan memandang usia,” ucapnya.

Anak-anak terpapar Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga dilaporkan meningkat seiring melonjaknya kasus terkonfirmasi positif di Juni 2021 ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DIY mencatat, di pekan ketiga Juni terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan pada anak yakni 708 kasus di DIY.

"Terjadi lonjakan tertinggi pada anak di DIY sebanyak 708 kasus yang terjadi dari 14 Juni sampai 20 Juni 2021," kata Sumadiono kepada wartawan melalui wawancara yang dilakukan melalui Zoom, Sabtu (26/6).

Ketua IDAI DIY, Sumadiono mengatakan, secara keseluruhan selama 2021 ini sudah ada 6.663 anak yang terkonfirmasi positif. Ribuan anak ini terdiri dari usia nol sampai 18 tahun.

"Positif Covid-19 pada anak 12,7 persen atau 6.663 kasus dari keseluruhan total kasus di DIY. Ini angka yang cukup tinggi," ujarnya.

Walaupun terjadi lonjakan kasus pada anak, ruang penanganan khusus untuk penanganan Covid-19 pada anak di DIY sangat minim. Pasalnya, Sumadiono menyebut, tidak banyak rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY yang memiliki ICU untuk anak.

Ia menyebut, ICU sudah penuh untuk perawatan pasien dewasa. Sementara, penanganan anak sendiri sangat berbeda dengan pasien dewasa dan harus ada ruang perawatan khusus bagi anak.

"Tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitas ICU untuk anak, jumlah bangsal relatif penuh dengan pasien dewasa," jelasnya.

Bahkan, SDM atau tenaga kesehatan untuk menangani anak yang terpapar Covid-19 juga sangat minim di DIY. Hal ini dikarenakan jumlah pasien Covid-19 yang merupakan anak-anak tidak sebanyak orang dewasa, sehingga tidak mendapatkan prioritas.

"Karena jumlah pasien anak tidak sebanyak dewasa, maka kurang mendapat fasilitas," katanya.

photo
Infografis anak-anak segera bisa divaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement