Jumat 25 Jun 2021 18:00 WIB

Menkes Kaji Vaksin Sinovac-Pfizer untuk Anak-Remaja

Menkes sedang berkonsultasi dengan ITAGI mengenai opsu vaksinasi bagi anak-remaja.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sedang membahas kemungkinan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak dan remaja di Tanah Air.
Foto:

Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech kini sudah diberikan untuk anak berusia minimal 12 tahun di beberapa negara. Pfizer Inc pun memulai pengetesan vaksin untuk anak berusia lebih muda.

Dilansir dari Business Today, Pfizer akan memulai pengetesan vaksin Covid-19 pada anak berusia di bawah 12 tahun dengan cakupan yang lebih luas. Kali ini, jumlah anak yang terlibat dalam uji klinis mencapai 4.500 orang.

Ada lebih dari 90 situs klinis yang digandeng dalam studi ini. Situs-situs klinis ini berlokasi di Amerika Serikat, Finlandia, Polandia, dan Spanyol.

Sebelumnya, Pfizer telah melakukan pengujian fase I yang melibatkan 144 anak. Pada fase I ini, Pfizer memberikan total dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech kepada para partisipan anak dengan besaran dosis yang lebih kecil dibandingkan dosis untuk orang dewasa.

Berdasarkan keamanan, tolerabilitas, dan respons imun pada uji klinis fase I, Pfizer mengungkapkan bahwa mereka akan memberikan satu dosis vaksin berukuran 10 mikrogram pada anak berusia 5-11 tahun pada uji klinis kali ini. Selain itu, mereka juga akan memberikan satu dosis vaksin berukuran 3 mikrogram untuk anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun.

Juru Bicara Pfizer mengatakan mereka memperkirakan data dari partisipan anak berusia 5-10 tahun akan didapatkan pada September 2021. Di bulan yang sama, Pfizer berencana untuk meminta izin penggunaan darurat vaksin bagi anak di kelompok usia tersebut kepada regulator.

Data dari partisipan anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun diprediksi akan didapatkan tak lama setelahnya. Pfizer memperkirakan data ini bisa didapatkan pada Oktober atau November 2021.

Sejauh ini, vaksin Covid-19 hasil kolaborasi Pfizer dan BioNTech itu telah diberikan untuk anak berusia minimal 12 tahun di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Mereka menerima dosis yang sama seperti orang dewasa yaitu 30 mikrogram per dosis.

Sudah ada hampir 7 juta remaja yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer/BioNTech di Amerika Serikat menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Upaya vaksinasi Covid-19 pada kelompok remaja dan anak kecil dinilai sebagai langkah penting untuk mencapai kekebalan kelompok dan meredakan pandemi.

Dari China dilaporkan, negara tersebut juga memiliki keinginan memvaksinasi anak-anak. Dilansir dari laman AP News pada pertengahan Juni 2021 regulator setempat mengambil langkah pertama pekan lalu dengan menyetujui penggunaan vaksin Sinovac negara itu untuk anak-anak berusia tiga tahun hingga 17 tahun. Mereka mengumumkan hal yang sama untuk vaksin Sinopharm pada Jumat. Sayangnya, tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk memulai penyuntikan.

China menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak mulai usia tiga tahun. Juru Bicara Sinovac mengatakan perusahaan telah menyelesaikan uji coba fase awal vaksin pada anak-anak dan remaja. "Hasilnya akan segera dipublikasikan di jurnal ilmiah Lancet," ujar juru bicara.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kasus Covid-19 terjadi pada anak usia sekolah 12,51 Persen dan belum sekolah 87,49 persen. "Berdasatkan data Satgas per 17 Juni 2021, persentase kasus Covid-19 pada usia anak sekolah sebesar 12,51 persen (235.527 kasus). Artinya, dari delapan pasien tertular Covid-19, satu diantaranya adalah anak-anak usia sekolah yang berumur sampai 18 tahun," ujar Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas ( Satgas) Covid-19 Hery Trianto saat dihubungi Republika, Kamis (24/6).

Kemudian, Satgas Covid-19 juga mencatat penularan Covid-19  terjadi pada anak non-usia sekolah sebanyak 87,49 persen (1.647.684 kasus). Di antara kalangan anak usia sekolah, dia melanjutkan, sebaran kasus Covid-19 yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD) 0-2 tahun (30.442 kasus); TK 3-6 tahun (32.582 kasus); SD 7-12 tahun (65.634 kasus); SMP 13-15 tahun (47.267 kasus); SMA 16-18 tahun (59.602 kasus). Satgas mencatat, penambahan kasus Covid-19 pada anak berada pada puncaknya pada Januari 2021 untuk seluruh kelompok umur. Jumlah kasus aktif kemudian mengalami penurunan hingga April dan kembali mengalami kenaikan pada Mei 2021.

"Kemudian kematian tertinggi terjadi pada usia 0 hingga 2 tahun yaitu 0,82 persen, diikuti kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 0,23 persen, dan umur 3 hingga 6 tahun 0,23 persen," katanya.

photo
Infografis anak-anak segera bisa divaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement