REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rumah sakit di daerah yang merawat pasien Covid-19 meminta pemerintah menjamin kepastian pasokan oksigen. Hal ini merespons tingginya kebutuhan oksigen medis menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
Di Yogyakarta misalnya, tingkat keterisian tempat tidur isolasi nyaris penuh dengan pasokan oksigen yang menurun. Untuk memenuhi kebutuhan, pihak rumah sakit bahkan mulai menyerap pasokan dari ritel atau pemasok oksigen skala kecil.
Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Yogyakarta, Tri Wijaya, menyebutkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengantisipasi kekurangan pasokan oksigen.
"Jadi ini sudah mulai menyasar ritel oksigen untuk mencukupi kebutuhan. Kita usahakan bagaimana oksigen terpenuhi. Termasuk puskesmas-puskesmas yang tidak perlu kita ambil dulu (oksigennya)," kata Tri, Jumat (25/6).
Hal serupa terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Ketua IDI Kudus Ahmad Syaifuddin menyebutkan bahwa pengiriman oksigen di rumah sakit di sana membuat tenaga medis 'deg-deg ser'. Ibaratnya, saat ketersediaan oksigen tinggal beberapa bar saja, pasokan belum juga tiba. "Dilaporkan teman-teman rumah sakit kehabisan liquid oksigen," kata Ahmad.
Ketua Terpilih PB IDI, Adib Khumaidi, menyebutkan bahwa ketersediaan oksigen ini memang bergantung pada pasokan dan permintaan. Kondisinya saat ini, ujarnya, permintaan oksigen sangat tinggi khususunya di daerah Jawa seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Merespons hal ini, Adib meminta seluruh rumah sakit mulai memperhitungkan percepatan jeda waktu pengisian oksigen dari suplier. RS harus bisa memastikan pasokan tiba sebelum persediaan habis. Namun hal ini butuh bantuan pemerintah untuk memberikan jaminan kelancaran distribusi.
"Bicara suplai, suplier dari Gresik dan Pulogadung untuk menjamin produksinya jangan sampai terhambat. Karena informasi yang kita dapat kemarin ada masalah pemadaman listrik di Gresik," kata Adib.