Selasa 22 Jun 2021 13:47 WIB

Agamawan: Disiplin Prokes Kunci Redakan Lonjakan Covid

Tokoh Agama serukan masyarakat taati protokol kesehatan terkait melonjaknya Covid.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia mencatatkan rekor tertinggi dengan 14.536 kasus pada Senin (21/6) kemarin. Tokoh agama meminta agar masyarakat tetap dan selalu disiplin menerapkan protool kesehatan serta mematuhi kebijakan pemerintah.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud, mengatakan masyarakat jangan percaya narasi yang menyebut Covid-19 tidak ada. Kenaikan kasus dan penuhnya tingkat keterisian rumah sakit beberapa pekan belakangan menunjukkan bahwa Covid-19 adalah fakta. 

Baca Juga

Untuk itu, dia mengingatkan sesama anak bangsa dengan mayoritas agama Muslim, agar saling menjaga jiwa. "Agama sudah mengajarkan dan menuntun. Tujuan paling utama syariah adalah menjaga jiwa," kata Kiai Marsudi dalam keterangan yang diterima Republika.co,id, Selasa (22/6).

Dia melanjutkan, Nabi Muhammad SAW meminta umat agar mewaspadai hal ini layaknya waspada dari singa yang hendak menerkam. Karena itu, dia juga meminta kewaspadaan itu bisa diterjemahkan oleh masyarakat dengan baik dalam aturan seperti perda, perpres atau undang-undang.

"Aturan jadikan pegangan untuk menjauhi Covid-19. Itu sudah sesuai syariah. Memakai masker, mencuci tangan, ikuti vaksin, kalau dicek ya siap," ujarnya.

Selain Kiai Marsudi, tokoh rohaniawan Katolik, Romo Antonius Benny Susetyo, juga mengatakan, Covid-19 terus meningkat secara drastis. Hal itu, menurut dia, lantaran masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan banyak kegiatan massal. "Maka kuncinya adalah disiplin setiap pribadi," ucapnya,

Dia mengakui, membatasi mobilitas memang tidak mudah. Sehingga, masih butuh waktu agar masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan berinteraksi, berjumpa secara langsung, bisa menerapkan semua protokol.

"Butuh yang namanya kesadaran. Itu harus ditanamkan sejak awal dengan terus menerus. Kemudian, memang harus ada keteladanan dari para pejabat," ujar Romo Benny.

Dirinya juga menuturkan, kebijakan PPKM Mikro yang tujuannya membatasi mobilitas masyarakat sudah tepat. Pasalnya, pilihan itu dinilainya menjadi yang paling dibutuhkan saat ini. "Maka dibutuhkan sekarang ini adalah kemauan bersama, untuk segera membangun disiplin diri. Disiplin sangat penting," ungkap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement