REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menemukan lima tambahan kasus infeksi virus corona varian B.1.617.2 atau varian Delta. Sehingga saat ini total ada delapan kasus infeksi virus corona varian Delta yang ditemukan di wilayah Jawa Timur.
"Lima kasus yang terbaru, sebelumnya tiga kasus. Sehingga sampai sekarang ada delapan kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (19/6).
Herlin menjelaskan bahwa dari delapan pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Delta, empat orang menjalani perawatan di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, tiga orang dirawat di rumah sakit swasta, dan satu orang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bojonegoro. "Mereka di antaranya merupakan orang yang terjaring dari penyekatan di Jembatan Suramadu, tapi juga ada yang telah dirawat di rumah sakit," kata dia.
Pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi penularan virus coronavarian baru dilakukan pada pasien Covid-19 dengan nilai Ct di bawah 25 yang menjalani perawatan di rumah sakit. "Apabila Ct Value-nya di bawah 25, maka kami antisipasi untuk dilakukan (analisis) genome sequencing (pengurutan genom)," katanya.
Mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya itu meminta masyarakat mewaspadai penularan virus corona varian Delta, yang bisa menular dengan cepat. "Kita semua harus lebih ekstra hati-hati menghadapi varian dari India ini," kata Herlin.
Pada Senin (14/6), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengonfirmasi bahwa ada tiga pasien yang terinfeksi virus corona varian Delta di wilayah Jawa Timur. Dua dari pasien itu hanya mengalami gejala ringan dan satu orang lainnya tanpa gejala sakit. Kondisi ketiga pasien tersebut dilaporkan stabil.