Kamis 17 Jun 2021 15:45 WIB

3 Tokoh Ini Disebut Jadi King/Queen Maker Pilpres 2024 

Mereka sudah mengantongi minimal 3/4 tiket atau tiket penuh menuju Pilpres 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, menyebut, setidaknya ada tiga tokoh king/queen maker pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Ketiga tokoh tersebut yaitu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Mengapa ada tiga tokoh ini yang kita sebut sebagai king/queen atau maker 2024? Karena, pertama, adalah mereka sudah mengantongi  minimal 3/4 tiket atau tiket penuh," kata Adjie dalam paparan hasil survei LSI Denny JA terbaru bertajuk '3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya', Kamis (17/6).

Adjie menjelaskan, Undang-Undang Pemilu mengatur pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya. Dengan regulasi tersebut, untuk bisa mencalonkan capres dibutuhkan 115 kursi.  

Melihat aturan tersebut, PDIP yang memiliki jumlah kursi di DPR sebanyak 128 kursi menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri capres tanpa berkoalisi. "Hanya PDIP satu-satunya partai yang memiliki tiket penuh untuk mencalonkan calon presiden karena memenuhi syarat 20 persen, sedangkan Golkar (85 kursi) dan Gerindra (78 kursi) saat ini sudah mencapai 3/4 tiket untuk bisa mencalonkan calon presiden calon wakil presiden," ujarnya. 

Meskipun PDIP bisa mencalonkan capresnya sendiri, dia menilai, Megawati Soekarnoputri tidak akan maju menjadi kandidat capres karena kecenderungannya yang sudah menjadi ibu bangsa. Menurutnya, saat ini bukanlah eranya Megawati untuk menjadi capres kembali. 

"Kecil kemungkinan atau tidak terlihat intensi dari Ibu Mega untuk maju sebagai capres atau cawapres lagi," ungkapnya. 

Kemudian, Adjie mengungkapkan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi king maker yang paling berpotensi maju baik sebagai capres maupun cawapres. Golkar hanya butuh satu partai lagi kecuali Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk bisa mencalonkan capres dan cawapres.

"PPP jumlah kursinya hanya 19 kursi, jadi kalau Golkar-PPP memang tidak cukup, tapi di luar PPP ini Golkar bisa memenuhi tiketnya untuk capres/cawapres dari partai lain," ungkapnya. 

Sementara itu, Partai Gerindra hanya butuh tambahan 37 kursi lagi untuk bisa mencalonkan capres dan cawapres. Prabowo Subianto sebagai king maker di Partai Gerindra ini kemungkinan hanya berpotensi menjadi calon presiden 

"Istilahnya Prabowo ini sudah naik pangkat ya, dua kali dia menjadi calon presiden, beliau menjadi calon presiden pada 2014 dan 2019. Jadi, kalau goal-nya cawapres itu adalah Prabowo 12 tahun yang lalu, ya ketika Pemilu 2009 itu beliau sebagai cawapres. Namun, pada 2014 dan 2019 beliau sudah menjadi calon presiden sehingga sulit kita bayangkan kalau kemudian Prabowo bersedia untuk menjadi cawapres," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement