REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih melakukan evaluasi terkait rencana dibukanya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli 2021 mendatang. Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menuturkan, pihaknya akan menunda penyelenggaraan sekolah tatap muka jika kasus Covid-19 masih mengalami peningkatan, bahkan lonjakan seperti saat ini.
“Kalau sampai awal Juli angka Covid-19 terus seperti ini (meningkat), saya tidak akan melaksanakan PTM, saya tidak mau ambil risiko,” ujar Benyamin, Rabu (16/6).
Dia menjelaskan, saat ini angka penularan Covid-19 atau tingkat positivity rate di Tangsel terbilang tinggi, yakni mencapai hingga 5,4 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari standar pengendalian pandemi yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 5 persen. “Dengan angka Covid ini, saya agak khawatir, kita sedang mengevaluasi lagi rencana PTM. Kita cermati lagi angka-angkanya,” katanya menambahkan.
Dia menegaskan, jika angka penularan Covid-19 di Tangsel masih terus tinggi, pihaknya tak segan untuk menunda realisasi pelaksanaannya. “Karena angka penularannya begitu, saya enggak mau ambil risiko, PTM kita tunda lagi saja, sambil tentunya saya minta arahan dari Pak Menteri dan Pak Gubernur (Banten) nanti pada waktunya,” ujarnya menegaskan.
Saat ini diketahui seluruh daerah di Banten, termasuk Kota Tangsel, masuk dalam zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penularan Covid-19. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangsel, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 mencapai 11.790 orang, sebanyak 11 ribu orang di antaranya dinyatakan sembuh, sementara 383 orang masih dirawat. Adapun, 407 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.