Rabu 16 Jun 2021 11:30 WIB

Wapres: Ekstremisme dan Terorisme Selalu Bermetamorfosis

Wapres mengingatkan Indonesia tetap waspada dalam menghadapi ancaman ekstrimisme.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Foto: dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan bangsa Indonesia tetap waspada dalam menghadapi ancaman ekstrimisme dan radikal terorisme. Wapres mengatakan, ekstremisme dan radikal terorisme ini dalam perkembangannya selalu bermetamorfosis dalam banyak pola.

"Kita harus selalu waspada dan tetap berusaha mencegah dan menanggulangi sikap-sikap intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme ini," kata Wapres dalam acara peluncuran Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) Tahun 2020-2024 di Jakarta, Rabu (16/6).

Wapres mengatakan, meski potensi radikalisme kini sudah mengalami penurunan signifikan, sebagaimana survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebutkan indeks potensi radikalisme pada tahun 2020 mencapai 14,0 (pada skala 0 s/d 100), menurun dibanding tahun 2019 yang mencapai 38,4.

Namun, kata Wapres, capaian ini tidak boleh membuat semua pihak berpuas diri. Sebab, saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi ancaman intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme yang bisa berakibat munculnya berbagai kejadian berbasis kekerasan.

Sebab, pola metamorfosa ektrimisme dan radikal terorisme ini kerap mengusung isu-isu yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

"Kita tidak boleh berpuas diri dulu, karena ke depannya kita masih dihadapkan pada ancaman ekstremisme dan radikal terorisme yang selalu bermetamorfosis dalam banyak pola dengan mengusung isu-isu yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI," ungkapnya.

Hal ini juga secara nyata merupakan gangguan keamanan dalam kehidupan masyarakat serta dapat mengancam ideologi juga sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. "Ancaman ini telah menciptakan kondisi rawan serta gangguan atas stabilitas dan keamanan nasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement