REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya menerima sebanyak 219 pasien terkonfirmasi Covid-19 yang berasal dari klaster Madura atau hasil operasi penyekatan Jembatan Suramadu. Ada 203 orang diketahui memiliki CT Value di bawah 25.
"Terdapat 158 laki-laki dan 61 perempuan. Rinciannya, yang dirawat 201 orang, dan sembilan orang dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya," ujar Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI Radian Jadid di Surabaya, Selasa (15/6).
Dari jumlah tersebut, terdapat 16 orang yang CT Value 25-35, sedangkan yang di bawah 25 sebanyak 203 orang. Khusus CT Value di bawah 25, kata dia, akan dikirim ke Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI untuk konfirmasi lebih lanjut terkait dugaan varian baru Covid-19.
"RSLI menerima pasien dari klaster Madura sejak 6 Juni 2021, dan diperkirakan akan terus bertambah," ucap dia.
Sementara itu, Penanggung Jawab RSLI Surabaya Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra, Sp.B, Sp.BTKV menyatakan penanganan kasus Bangkalan dan hasil pelacakan penyekatan Suramadu selalu dikoordinasikan dengan pihak terkait. "Tentu untuk hasil baik dan optimal sehingga selalu mengedepankan kepentingan kesehatan masyarakat secara luas," katanya.
Terhadap kasus tersebut, lanjut dr Nalendra, semua akan dimonitoring dengan ketat, serta penanganan lebih serius dari para dokter dan tenaga keseatan, serta didampingi penanganan non-medis oleh relawan pendamping PPKPC-RSLI. Dari klaster Madura, juga didapat tiga pasien Covid-19 merupakan kasus mutasi varian India atau B1617.2 setelah menerima hasil hasil uji genome sequencing yang dilakukan terhadap 24 sampel di ITD Unair.
Dua dari tiga pasien dirawat intensif di RSLI Surabaya, sedangkan satu orang lainnya di rumah sakit di Bojonegoro. CT Value ketiga pasien tersebut di bawah 18, dan seluruhnya berasal dari klaster Bangkalan, Madura.