REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, menyiagakan petugas Satpol PP di setiap desa dan kelurahan. Ini sebagai langkah untuk menangani lonjakan kasus penularan COVID-19 di wilayahnya.
"Inikan upaya yang dilakukan sebagai satgas COVID-19 dengan cara setiap anggota ditugaskan turun ke desa, untuk menekan laju kenaikan kasus COVID-19," kata Kasapol PP Kabupaten Bogor Agus Ridhallah di Cibinong, Bogor, Selasa (15/6).
Menurut dia, jumlah personel yang dikerahkan yaitu 435 anggota, masing-masing disebar ke 416 desa dan 19 kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor. "Nantinya di wilayah kegiatan yang menciptakan kerumunan akan lebih terpantau dan lebih mudah ditindak karena setiap anggota diberi tanggung jawab satu desa," kata Agus.
Sementara, Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro. Pengerahan Satpol PP, menurutnya, dilakukan untuk dapat melakukan pengawasan secara merata, mengingat luasnya wilayah Kabupaten Bogor, yakni 40 kecamatan.
"Sebetulnya jika kita abai, yang rugi diri kita sendiri, jadi saya tetap ingatkan terus masyarakat untuk patuhi protokol kesehatan terutama menggunakan masker," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Ia mencatat, angka penularan COVID-19 di wilayahnya kembali melonjak pada 10 Juni 2021 yakni sebanyak 95 kasus. Lonjakan terjadi setelah angkanya mulai landai sekitar 50 kasus hingga 60 kasus per hari.
Seperti pada Senin (14/6) malam, kasus penularan harian di Kabupaten Bogor tercatat sebanyak 95 kasus baru. Selama pandemi, terdapat 18.836 kasus COVID-19 di Kabupaten Bogor, dengan rincian 604 kasus berstatus aktif, 110 kasus meninggal dunia, dan 18.116 kasus sembuh.
Ade Yasin menduga bahwa lonjakan angka penularan COVID-19 di wilayahnya merupakan akibat libur panjang saat perayaan Idul Fitri lalu. "Tadinya sempat melandai di angka sekitar 50an per harinya, tapi sekarang sudah mulai naik lagi ke angka 90an. Tingkat okupansi hunian di rumah sakit juga mulai naik, tadinya sebelum lebaran di angka 20 persen ke bawah sekarang hampir 50 persen," kata Ade Yasin.