REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai sistem ekonomi Pancasila sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia. Sistem ini dipandang cocok untuk dijalankan di tengah masyarakat yang memiliki nilai gotong royong.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menyampaikan, sistem ekonomi Pancasila juga menjamin pendayagunaan masyarakat ekonomi lemah di tengah pesatnya ekonomi digital saat ini. Menurutnya, ekonomi tradisional yang terlalu fokus pada modal harus digantikan dengan ekonomi Pancasila.
"Kita mulai mendesak pembuat kebijakan agar sistem ekonomi Pancasila diterapkan secara murni agar tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat terlaksana," kata Romo Benny dalam siaran pers, Ahad (13/6).
Romo Benny juga menambahkan, peranan ekonomi Pancasila semakin penting di tengah pandemi seperti saat ini. Sistem ini mengedepankan kemanusiaan, gotong royong, dan keberpihakan pada ekonomi lemah.
"Pemuda sebagai pelaku ekonomi dan pembuat kebijakan di masa depan, serta desa sebagai satuan ekonomi terkecil merupakan figur yang tepat sebagai dasar yang tepat untuk pengaplikasian sistem ekonomi Pancasila ini," katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso menambahkan bahwa pembangunan karakter Pancasila perlu diperdalam di tataran pendidikan. Menurutnya, sistem ekonomi Pancasila perlu segera dimasukkan dalam bahan ajar pendidikan tinggi.
"Dengan penguatan jaringan di Level pemerintahan dan universitas diharapkan kita bisa membumikan sistem ekonomi Pancasila ini karena ini adalah sistem yang efektif namun tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan," katanya.