REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi mempertanyakan efektivitas adanya Satgas Penanganan Covid-19 dalam mengendalikan pandemi selama setahun lebih terakhir. Satgas dianggap tidak bekerja dengan tepat dan cepat dalam menangani Covid-19 sehingga pandemi tak kunjung usai. Bahkan, tren kasus melonjak tajam dalam beberapa pekan belakangan.
"Dipertanyakan apakah efektif mengendalikan pandemi dengan pembentukan Satgas dan KPC PEN. Di mana KPC PEN, satgas ekonomi dan kesehatan dijadikan satu. Tapi, yang pegang pimpinan orang ekonomi," ujar ahli epidemiologi FKM Universitas Indonesia Pandu Riono, Ahad (13/6).
Menurutnya, ketimbang membentuk entitas baru yang justru tidak efektif dalam mengendalikan pandemi, Presiden Jokowi lebih baik memberdayakan Kementerian Kesehatan. Komando, kata Pandu, seharusnya tetap berada di Presiden Jokowi melalui Kementerian Kesehatan.
"Kita sudah ada Kemkes bagus, serahkan ke Kemkes. Nanti Kemkes bisa serahkan ke menteri-menteri koordinator sesuai tugasnya masing-masing," kata Pandu.
Satgas Penanganan Covid-19, kata Pandu, juga terlihat tidak memahami bagaimana menangani pandemi dengan sigap. Beberapa contoh kelalaian satgas dalam menangani pandemi, menurut Pandu, adalah penerapan PPKM mikro.
"Mereka tuh ya, harusnya di aturan karantina wilayah, itu regulasinya begitu, bikin PPKM. PPKM itu apa? Nggak jelas juga," kata Pandu.
Yang teranyar, dalam penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah, misalnya. Warga Kudus yang terkonfirmasi positif Covid-19 justru dirawat di fasilitas isolasi di Solo atau Semarang.
"Yang sakit malah dikirim ke luar, dirawat di Solo di Semarang. Ya sudah, virusnya ke mana-mana. Mereka ini nggak paham apa yang perlu dilakukan bahwa kita harus meng-containment, kita kurung supaya nggak lari keluar dari wilayah tertentu," kata Pandu.
Pandu pun mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh penanganan Covid-19. Selain itu, pemerintah diminta lebih memprioritaskan penanganan dari sisi kesehatan.
Pandu sendiri menyadari bahwa pemerintah selalu mempertimbangkan aspek ekonomi. Hanya saja, untuk saat ini lebih penting menyetop penularan agar pandemi terselesaikan secara tuntas secepat-cepatnya. Semakin cepat pandemi rampung, kata dia, maka semakin cepat pula ekonomi bisa kembali dipulihkan.
"Semakin cepat beres, semakin bisa dibereskan ekonominya. Bukan berarti ekonomi nggak dibereskan lho ya, tapi ditunda dulu supaya nanti, supaya jangan digerogoti lagi," kata Pandu.