REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan bahwa masyarakat lebih merasa personal dengan calon presiden. Hal ini terbukti dari lebih tingginya jumlah pemilih Pilpres 2019 ketimbang di pemilihan legislatif (Pileg).
"Di pemilu serentak 2019 kemarin, pemilih presiden itu hampir 10 juta lebih tinggi ketimbang pemilih legislatif. Karena memang orang lebih aware, lebih engage, lebih intim dengan capres," ujar Mardani dalam rilis daring yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Ahad (13/6).
Untuk itu, ia mendorong partai-partai agar segera mendeklarasikan calon presiden yang diusungnya di 2024. Tujuannya agar masyarakat dapat segera melihat rekam jejak dan memiliki sejumlah pilihan.
"Semua partai politik atau individu sesegera mungkin mendeklarasikan diri sebagai capres. Ini memang bisa jadi berisiko, ini bisa jadi tidak strategis, tapi ini bisa menjadi kejujuran," ujar Mardani.
Mardani mengatakan, PKS dalam waktu yang tidak terlalu lama akan mengumumkan calon presiden yang diusung atau didukung. Proses pembahasannya saat ini masih dilakukan oleh para pengurus partai.
"Majelis Syuro akan mengumumkan siapa calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera. Kenapa? karena kalau kita lihat game changernya adalah capres," ujar anggota Komisi II DPR itu.
Sementara itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira mengatakan bahwa capres PDIP akan ditentukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. "Karena memang diatur di dalam AD/ART Partai bahwa ketua umum itu memiliki hak prerogatif untuk memutuskan hal-hal yang sangat strategis yang berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan partai politik di dalam situasi-situasi khusus," ujar Andreas.
Menurut Andreas, situasi tersebut tidak hanya terjadi pada PDIP. Ia melihat ketua umum partai lain juga sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan calon presiden kedepan.
"Saya kira di Demokrat, meskipun Ketua Umumnya Pak AHY tetapi faktor Pak SBY itu akan sangat menentukan, karena suka tidak suka situasinya mereka adalah pendiri-pendiri partai yang sangat berpengaruh di partainya masing-masing," jelasnya.