REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerintah akan menambah fasilitas isolasi mandiri apabila terjadi lonjakan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Fasilitas ini seperti Rumah Susun (Rusun) Nagrak Cilincing, Jakarta Utara.
"Kami akan menambah fasilitas isoman bekerjasama dengan pemerintah pusat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma TMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma Atlet/ RSD alami lonjakan orang yang harus ditangani," kata Anies dalam apel bersama Forkopimda di Lapangan Blok S, Ahad (13/6) malam.
Selain lokasi-lokasi yang disebutkan, Anies juga mengatakan telah menyiapkan rencana cadangan (backup plan) untuk memastikan setiap pasien Covid-19 bisa tertangani dengan baik. "Backup plan-nya sudah disiapkan," ujar Anies.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan Rusun Nagrak digunakan sebagai fasilitasi isolasi penderita Covid-19. Rusun Nagrak memiliki 14 tower yang terbagi dalam tiga klaster.
Masing-masing tower memiliki 16 lantai dengan 225 unit tempat tinggal dengan dua kamar. Rumah susun itu bisa menampung hingga 2.550 orang.
"Rusun Nagrak memiliki 14 tower, untuk Tower 1 sampai 5 akan difokuskan untuk lokasi isolasi pasien Covid-19 terkendali, Tower 6 sampai 10 masih dalam proses penghunian, sedangkan Tower 11 sampai 14 sudah terhuni," Widyastuti menjelaskan.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan menggelar pelatihan prosedur standar operasi (SOP) penanganan pasien Covid-19 di bangunan-bangunan yang menjadi tempat karantina pasien. "Terdapat 58 tenaga petugas penyedia jasa lainnya perorangan atau PJLP dari masing-masing tower yang akan dilatih oleh Dinas Kesehatan terkait SOP penanganan pasien Covid-19. Pelatihan akan dilaksanakan mulai Selasa (15/6) mendatang di Tower 3," katanya.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menurut dia, juga membantu alur penerimaan atau evakuasi pasien Covid-19 dengan sistem zonasi guna meminimalkan potensi kontak antar-pasien Covid-19.