jatimnow.com - Media siber diminta untuk turut berperan dalam mewujudkan era smart city, sebagai jendela informasi bagi masyarakat hingga pemerintah di tengah era revolusi industri 4.0.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak saat mengisi Seminar Nasional Smart City Creative Government Membangun Ekosistem Digital, Cettar Demi Pembangunan Jawa Timur yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim.
Emil mengatakan, perubahan pola akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang. Dia juga menyebut di masa depan setiap orang memungkinkan bisa bekerja di manapun tempatnya dan kapan saja.
Tak hanya itu, di masa depan, setiap orang juga bisa membangun tangga karir sendiri. Organisasi menjadi semakin ramping hingga kerja lebih situasional.
"Masa depan adalah impact seberapa kita sudah menjadi resume bagi kita sendiri," ujar Emil di Hotel Royal Senyiur, Prigen, Pasuruan, Sabtu (12/6/2021).
Emil menambahkan, AMSI sebagai organisasi media siber memiliki pola yang mengarah pada masa depan, yaitu egaliter, fleksibel dan kontekstual.
"Mindset ini sudah melekat di AMSI maupun dunia jurnalisme," ungkapnya.
Lalu, bagaimana media siber tetap tegak lurus pada kemampuan tersebut agar dapat membuat lompatan besar, Emil menegaskan bahwa AMSI bisa mengambil peran dalam mewujudkan smart government dan smart society sebagai komponen dasar membentuk smart city.
"Smart society berbanding lurus dengan gaya hidup masyarakat. Semakin masyarakat embarrassing digital, maka semakin smart society nya," ungkap dia.
Dia juga menerangkan, aksi responsif merupakan salah satu dasar dari pelayanan Pemprov Jatim melalui jargon CETTAR (Cepat, Efektif, Efisien, Tanggap, Transaparan, Akuntabel dan Responsif).
Emil menyebut, Implementasi CETTAR ini, bisa melalui sistem yang terkoneksi secara digital. Masyarakat bisa menyampaikan aduan melalui Twitter maupun website. Itu karena, pemerintah provinsi ingin bekerja berdasarkan input dari masyarakat.
Namun, lanjut Emil, aplikasi aduan saja ternyata tidak cukup membantu pemerintah mendengar permasalahan di bawah.
"Tapi itu aja nggak cukup, maka eksistensi dari media digital menjadi sangat penting," sambung dia.
Untuk itu, Emil menilai sumber big data terbesar ada pada AMSI. Karena dalam keseharian, AMSI dengan seluruh jejaring benar-benar menyentuh lapisan masyarakat. Baik AMSI Pusat maupun AMSI Jatim.
"AMSI bisa menjadi sumber big data yang luar biasa. Ini adalah sumber yang sangat-sangat luar biasa," jelasnya.
Emil mengaku kadang mendapat laporan informasi bukan dari bawah atau aduan di CETTAR. Namun justru dari berita media.
"Jadi kecepatan dan ketepatan pada sumber informasi ini luar biasa," tandas Emil.
Media digital dinilai sebagai sensor paling efektif. Karena memiliki potensi big data yang bisa digali. Sehingga smart government tidak bisa lepas dari integrasi digital termasuk dengan ekosistem dari media online.