REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mempersiapkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bakalan Krapyak dan gedung sekolah sebagai alternatif tempat isolasi terpusat. Sebab, Asrama Haji Donohudan Boyolali sebagai tempat isolasi kini sudah penuh.
"Kami sudah instruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mempersiapkan Rusunawa Bakalan Krapyak sebagai tempat isolasi terpusat sebagai alternatif penuhnya Asrama Haji Donohudan," kata Bupati Kudus Hartopo, Jumat (11/6).
Dia mengatakan ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dipenuhi sebelum menjadi tempat isolasi terpusat bagi warga Kudus yang terpapar COVID-19 tanpa gejala. Alternatif lainnya, yakni memanfaatkan gedung sekolah. Sebab, saat ini pembelajarannya juga secara daring sehingga praktis tidak terpakai secara maksimal.
Isolasi mandiri yang dilakukan masyarakat dinilai ada yang tidak mematuhi prokes secara ketat. Prokes yang tidak ketat itu berpotensi menularkannya kepada anggota keluarga yang lainnya sehingga perlu disediakan tempat isolasi terpusat yang secara ketat dipantau oleh tim medis.
Hanya saja, Pemkab Kudus masih terkendala dengan ketersediaan tenaga medis. Untuk mengatasi keterbatasan SDM tersebut, Pemkab Kudus akan memaksimalkan yang ada serta berupaya melakukan perekrutan tenaga medis baru karena ketika harus menunggu bantuan dipastikan lama.
Pemkab Kudus masih memiliki anggaran untuk membiayai pasien COVID-19 yang akan menjalani isolasi di tiga tempat, yakni di Rusunawa Kudus, Balai Diklat Sonyawarih, dan Graha Muria Colo. Kapasitas total sebanyak 796 pasien dengan kebutuhan anggaran selama sebulan sekitar 1,3 miliar. Anggaran yang disiapkan untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp 67,03 miliar yang terbagi beberapa kategori kegiatan.