Jumat 11 Jun 2021 22:30 WIB

Kekeringan Mulai Mengancam Tasikmalaya

Tasikmalaya terancam kekeringan.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
 Kekeringan Mulai Mengancam Tasikmalaya. Foto: Kekeringan (Ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Kekeringan Mulai Mengancam Tasikmalaya. Foto: Kekeringan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah desa di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya mulai mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mulai mendistribusikan air bersih di Desa Cikawungading dan Desa Sindangkerta di Kecamatan Cipatujah yang terdampak kekeringan.

Relawan bencana Kecamatan Cipatujah, Rahmat Saputra mengatakan, saat ini wilayah yang terdampak kekeringan paling parah adalah Desa Cikawungading. Setidaknya, warga di empat kedusunan di desa itu terdampak kekeringan.

Baca Juga

"Memang wilayah sana pegunungan cadas, jadi sulit mendapatkan air ketika kemarau," kata dia kepada Republika, Jumat (11/6).

Ia menambahkan, setial tahun ketika memasuki musim kemarau, warga di Desa Cikawungading selalu kesulitan memenuhi air bersih. Warga harus berjalan ke sungai yang berjarak dari permukikan sekitat 5-6 kilometer.

Rahmat mengatakan, pihaknya akan terus memantau kondisi di wilayah itu. Jika dirasa warga masih kekurangan air bersih, pihaknya akan terus menyalurkan air bersih ke desa tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah menerima permintaan distribusi air bersih dari dua desa, yaitu Desa Cikawungading dan Sindangkerta. Penyaluran air bersih masih dilakukan di dua desa tersebut.

"Memang di wilayah utara dan tengah masih ada hujan. Tapi untuk selatan sudah tiga bulan tak turun hujan," kata dia.

Ia menyebutkan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini sejumlah wilayah di Tasikmalaya sudah mulai memasuki musim kemarau. Diperkirakan, musim kemarau tahun ini akan lebih parah dibadingkan tahun lalu.

Menurut dia, pada tahun lalu, BPBD Kabupaten Tasikmalaya memang tak banyak menerima permintaan distribusi air bersih dari masyarakat. Hanya dua kali BPBD mendiatribusikan air bersih ke warga selama 2020.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, kemarau panjang di daerah itu terakhir kali terjadi pada 2019. Ketika itu, setidaknya 55.127 kepala keluarga (KK) atau 159.362 jiwa di 111 desa, 26 kecamatan, terdampak kekeringan. Selama 2019, BPBD Kabupaten Tasikmalaya setidaknya mendistribusikan air bersih sebanyak 1,2 juta liter. Sementara pada 2020, BPBD Kabupaten Tasikmalaya hanya dua kali mendistribusikan air bersih ke warga terdampak kekeringan lantaran musim kemarau hanya terjadi sebentar.

"Tahun ini diperkirakan kemarau akan panjang," kata Irwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement