REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menjelang pertemuan antara pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Wali Kota Bogor Bima Arya, penjagaan di Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Bogor diperketat. Sekitar 480 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk berjaga di dua lokasi tersebut.
"Estimasi massa 1.500 orang (pendukung HRS yang akan datang). Pertebalan di Balai Kota Bogor dan gedung DPRD dikerahkan 840 personel gabungan," ujar Kabag Ops Polresta Bogor Kota, Kompol Prasetyo, ketika dikonfirmasi, Jumat (11/6).
Pantauan Republika.co.id di Balai Kota Bogor, akses pada pintu masuk diperketat. Seluruh pintu masuk, baik dari pintu eks DPRD di bagian belakang Balai Kota maupun pintu utama Balai Kota Bogor, dijaga ketat oleh petugas Satpol PP Kota Bogor.
Tak hanya di Balai Kota Bogor, hal serupa juga terjadi di Gedung DPRD Kota Bogor. Petugas melakukan pemeriksaan kepada siapa pun pengunjung yang masuk ke lingkungan dua kantor pemerintah itu. Bahkan, tak jarang mereka yang tidak berkepentingan diarahkan petugas untuk memutar balik.
Prasetyo melanjutkan, hari ini akan ada agenda mediasi antara pendukung HRS dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. "Akses dibatasi, handphone tidak boleh aktif dalam ruangan," ucapnya.
Sebelumnya, pendukung HRS sempat melakukan aksi unjuk rasa pembebasan HRS di Balai Kota Bogor pada Rabu (9/6). Seusai berunjuk rasa, mereka berencana membuka sesi dialog atau pertemuan dengan Bima Arya pada Jumat (11/6).
Hal itu diketahui ketika salah seorang perwakilan aksi, Habib Mahdi Assegaf, menelepon seseorang yang diduga Bima Arya di depan para massa aksi. "Habis shalat Jumat, pukul 13.00 WIB untuk berdialog," katanya.