Kamis 10 Jun 2021 21:00 WIB

Jangan Buang Minyak Jelantah Sembarangan

Membuang minyak jelantah sembarangan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.

Seorang pekerja mengumpulkan minyak jelantah yang diperoleh dari sejumlah hotel dan restoran di Bali untuk diproses menjadi bahan bakar minyak (BBM) biosolar di Denpasar, Bali, Selasa (11/11).
Foto:

Bahan baku biodiesel

Kepala program sedekah minyak jelantah dari Rumah Sosial Kutub Afiq Hidayatullah mengatakan minyak jelantah tidak bisa diolah lagi untuk dikonsumsi. Sebab, minyak jelantahmengandung racun yang bisa menyebabkan penyakit-penyakit kronis, sehingga hanya cocok untuk dijadikan bahan bakar kendaraan diesel.

Rumah Sosial Kutub telah menginisiasi gerakan sedekah minyak jelantah sejak 2018.Kini aksi mengumpulkan minyak jelantah tersebut telah menyebar ke banyak kota mulai dari Jabodetabek, Tegal, Cirebon hingga Yogyakarta.

Pada 2020, minyak jelantah yang terkumpul secara kolektif dari warga di wilayah Jabodetabek mencapai 100 ribu liter. Skema penjemputan minyak jelantah dilakukan sesuai pesanan.

Masyarakat mengumpulkan minyak jelantah minimal lima dirigen ukuran 18 liter, jika dirigen sudah penuh maka petugas dari Rumah Sosial Kutub akan menjemput limbah tersebut.Total dana yang dikelola dari satu dirigen ukuran 18 liter senilai Rp135 ribu. Dana itu dipakai untuk program sosial pemberdayaan masyarakat, bantuan rumah ibadah hingga santunan anak yatim piatu.

Minyak jelantah yang telah terkumpul dari warga kemudian dikirim ke Eropa untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa biodiesel 100 persen yang familiar dikenal B100. Harga minyak jelantah dibanderol Rp8.000 per liter, setelah menjadi B100 harganya naik Rp22.000 per liter.

"Di Eropa sangat gencar penggunaan bahan bakar rendah emisi. B100 masuk ke dalam kategori emisi karbon paling rendah," kata Afiq.

Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terdiri dari campuran senyawa methyl ester dari rantai panjang asam lemak yang diperuntukkan sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement